Berita

Kalsel Alami Inflasi, Ini Kata Disdag

×

Kalsel Alami Inflasi, Ini Kata Disdag

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Kalsel, Birhasani. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, BANJARMASIN – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada November 2022 mengalami inflasi tahunan (year on year) yang masih tinggi, yakni 7,06 persen, meski sudah turun lebih rendah dibandingkan inflasi Oktober 2022.

1480
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Kalsel, Birhasani kepada wartawan, di Banjarmasin, Selasa (6/12/2022).

“Tingginya inflasi tersebut lebih didorong oleh tingginya harga atau biaya non bahan pokok (bapok), seperti biaya transportasi, rekreasi keluarga, olahraga, BBM, dan tarif PDAM, sementara itu dari bapok penyumbang inflasinya adalah beras, telur ayam ras dan bawang merah,” kata Birhasani.

Birhasani menyebutkan, dari data BPS Kalsel menunjukkan dalam tiga bulan terakhir ini berhasil mengendalikan harga bapok, baik melalui upaya pemenuhan ketersediaannya melalui pasar murah maupun pengawasan dan inspeksi.

Namun, menurut Birhasani, faktor pendorong lainnya seperti biaya transportasi atau pesawat udara, tarif PDAM, dan rekreasi justru sangat tinggi inflasinya.

“Memang untuk 2022, akhir tahun ini diprediksi inflasi Kalsel year-on-year kecil kemungkinan dibawah tujuh persen,” ucap Birhasani.

Menurut Birhasani, penyebabnya adalah sejak Januari hingga November terjadi inflasi diatas satu persen di tiga kabupaten/kota sebanyak delapan kali bulan), yang pada data BPS menunjukkan demikian, sehingga Kalsel sulit keluar dari angka inflasi tujuh persen, sekalipun empat bulan terakhir ini Kalsel deflasi.

Oleh karena itu, Birhasani berharap, TPID Kalsel kedepan juga memfokuskan perhatiannya kepada upaya pengendalian non bapok, sehingga terjadi keseimbangan antara upaya pengendalian bapok dengan non bapok.

“Kita berharap partisipasi aktif pihak-pihak yang menangani masalah tersebut,” harap Birhasani.