Ini Surat Gembala Uskup Aministrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke

Uskup Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke, Mgr. Petrus Carnisius Mandagi, MSC menyerahkan Surat Gembala Uskup kepada para paslon Bupati dan Wakil Bupati Merauke. Foto-Getty/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Menjelang perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2020 di Kabupaten Merauke dan Boven Digoel, maka Uskup Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke, Mgr. Petrus Carnisius Mandagi, MSC menyerahkan Surat Gembala Uskup kepada para paslon Bupati dan Wakil Bupati Merauke. Begini Isinya:

Pada tanggal 09 Desember 2020, Kabupaten Merauke dan Boven Digoel akan menyelenggarakan pesta demokrasi, yakni pemilihan kepala daerah. Dengan memberikan suara (secara sadar, bebas dan penuh tanggungjawab), umat Katolik di kedua daerah ini menyerahkan harapan dan kepercayaan kepada calon pemimpin, yang akan melayani masyarakat dengan prinsip-prinsip kepemimpinan, sebagaimana ditegaskan oleh Ajaran Sosial Gereja: Pemimpin yang menghormati martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama, menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas serta memperhatikan masyarakat kecil dan miskin.

Keterlibatan umat Katolik, sebagai bagian dari masyarakat, dalam memberikan suaranya secara langsung untuk memilih kepala daerah, adalah juga tanda nyata hidupnya demokrasi di negeri ini, dengan tiga indikator utama yakni terjaminnya kebebasan pers, adanya penegakan hukum dan pemilihan secara langsung. Khusus untuk pemilihan secara langsung, kriteria pemimpin yang baik perlu diketahui oleh semua masyarakat sebagai pemilih.

Saat ini masyarakat di kedua kabupaten sedang menghadapi banyak persoalan yang berat dan rumit, yakni perpanjangan OTSUS (yang berimbas kepada sektor pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan perempuan); isu ketidakadilan bagi para pencari kerja khususnya penduduk asli Papua (CPNS dan PHK); rasisme (secara khusus dalam wujud ujaran kebencian); pandemic Covid-19 yang membawa dampak amat besar terhadap ekonomi dan pendidikan; pelepasan hak atas tanah adat untuk kepentingan investor dan pencemaran ckologi, isu kekerasan dan ancaman perpecahan.

Sebagai pemilih kita semua berharap agar di bawah kepemimpinan kepala daerah yang baru, masalah-masalah tersebut menjadi prioritas yang harus diperjuangkan dan diselesaikan.

Ada banyak calon, baik Katolik maupun yang non Katolik, yang akan bertarung. Beberapa di antara mereka dikenal baik oleh umat sekalian; bahkan sebagian dari kita telah membuat pertimbangan secara pribadi perihal calon mana yang layak dipilih.

Agar supaya pilihan kita sungguh “tepat” dan “bermanfaat” untuk rakyat banyak, maka kriteria pemimpin yang baik dan pantas untuk memimpin kabupaten Merauke maupun Boven Digoel perlu kita pahami dengan baik, yakni memiliki integritas moral yang teruji dan terpuji (tidak terlibat dalam praktek KKN), terbukti dalam menghayati kejujuran sehari-hari.

Selanjutnya, memiliki komitmen untuk memperjuangkan martabat pribadi dan hak-hak asası manusia; mencintai dan mengusahakan perdamaian dalam kehidupan bersama dan anti kekerasan, mampu mengatasi ketidakadilan ekonomi dan berpihak kepada kaum kecil dan lemah, memiliki wawasan dan semangat kebangsaan yang mendalam.

Calon pemimpin bukanlah sosok yang berwawasan sempit, mementingkan kelompok, agama dan ras tertentu tetapi memperjuangkan kepentingan masyarakat serta menjadi pemimpin untuk semua orang. Masing-masing kita boleh mengevaluasi calon pemimpin mana yang layak dan diharapkan. Satu hal yang harus kita ingat adalah janganlah memilih calon pemimpin yang korup, tidak jujur dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan.

Untuk itu, kita perlu mengetahui rekam jejak mereka. Tentu semua harapan kita tentang siapa yang menjadi pemimpin tidak dapat diakomodir oleh negara. Hanya satu yang akan menjadi pemimpin (sebagai pemenang) dan yang lainnya harus mengalah. Yang menang harus dengan penuh ketulusan menghormati dan merangkul yang kalah.

Sebaliknya, yang kalah harus dengan penuh ksatria menghormati yang menang dan ikhlas menerima kekalahan. Hal yang sama juga berlaku bagi para pendukung. Segala perbedaan pendapat dan pilihan politik hendaknya berakhir dengan diumumkannya pemimpin terpilih. Semuanya demi menciptakan keharmonisan dan kebaikan bersama dalam hidup bermasyarakat. Kita beri dukungan dan loyalitas kita kepada siapapun yang akan terpilih.

Pemilihan kepala daerah adalah moment untuk bertarung. Agar pertarungan kita sungguh elegan dan tidak mengoyak persatuan dan persaudaraan, maka pernyataan Mgr. Albertus Soegijapranata dapat dijadikan sebagai acuan:

(1) In Principiis Unitas: dalam hal prinsip, persatuan; (2) In Dubiis Libertas: dalam hal-hal yang masih terbuka, kebebasan, dan (3) In Omnibus Caritas: dalam segala hal, kasih. Dalam hal-hal yang prinsipil kita bersatu, dalam hal-hal yang terbuka kita bebas menentukan pilihan, dan dalam semua hal tersebut harus ada kasih.

Bagi umat Katolik yang melibatkan diri dalam bursa pencalonan kepala daerah, hendaknya memahami dengan benar, bahwa kehadiran anda adalah wujud cinta dan tanggungjawab yang amat luhur terhadap negeri ini. Hal ini ditegaskan dalam Dokumen Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam artikel 14: “Terdorong oleh cinta akan bangsanya dan oleh rasa tanggungjawab akan tugas-tugas sebagai warga negara, orang Katolik harus merasa dirinya bertanggungjawab untuk memajukan kesejahteraan bersama. Hendaknya orang- orang Katolik yang mahir dalam bidang politik, dan sebagaimana wajarnya berdiri teguh dalam iman serta ajaran kristiani, jangan menolak untuk menjalankan urusan-urusan umum” (bdk. Konsitusi Pastoral tentang Gereja Dalam Dunia Modern, art. 73).

Lebih lanjut Konstitusi Pastoral tentang Gereja dewasa ini, artikel 75 menegaskan: “mereka yang cakap atau berbakat hendaknya menyiapkan diri untuk mencapai keahlian politik, yang sukar sekaligus amat luhur dan berusaha mengamalkan tanpa memperhitungkan kepentingan pribadi atau keuntungan materiil”.

Sebagai calon pemimpin anda diminta untuk tetap berdiri teguh dalam iman serta ajaran kristiani dalam menjalankan tugas-tugas publik, tidak memperhitungkan kepentingan pribadi atau keuntungan materiil dan selalu memupuk dan memperjuangkan kesejahteraan bersama. Keterpilihan anda akan menghantar anda untuk menempati posisi yang menentukan arah dan kebijakan kedua kabupaten menuju kesejahteraan bersama.

Saya memberi apresiasi yang tinggi kepada para calon yang akan bertarung dan mengimbau agar bertarung secara jujur, sportif dan bertanggung jawab. Kepada seluruh umat Katolik Keuskupan Agung Merauke yang akan menggunakan hak pilihnya, baik di Kabupaten Boven Digoel maupun Kabupaten Merauke, saya menghimbau agar menggunakan hak pilih secara cerdas menurut hati nurani kristiani dan didasarkan pada pertimbangan kriteria pemimpin yang baik.

Inilah moment bagi anda sekalian sebagai umat Katolik untu mewujudkan peran dan tanggungjawab di bidang politik untuk bersama-sama menentukan arah perjalanan kedua daerah ini ke depannya. Keterlibatan anda adalah juga wujud keterlibatan tanggungjawab dan perutusan Gereja.

Jikalau umat Katolik tidak ikut terlibat dalam kehidupan politik atau ikut terlibat tetapi tidak menyuarakan dan menegakkan moralitas dan spiritualitas Katolik, maka Gereja harus merasa diri gagal menjalankan misinya” (Kardinal O’Connors Umat Katolik tidak dipanggil dan diutus untuk “berdiam diri”, tetapi aktif dalam menentukan masa depan Gereja dan negara.

Marilah kita berdoa agar pemilihan kepala daerah di kabupaten Merauke dan Boven Digoel pada tanggal 09 Desember 2020 nanti dapat berjalan dengan lancar, damai dan terhindar dari berbagai praktek manipulasi dan kekerasan yang mencederai persaudaraan, persatuan dan kemanusiaan.