Berita

Ini Penjelasan Pertamina Terkait Antrian BBM di Merauke

×

Ini Penjelasan Pertamina Terkait Antrian BBM di Merauke

Sebarkan artikel ini
Sales Branch Manager (SBM) Papua, Anwar Hidayat. Foto-Getty/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Pertamina Merauke tidak melakukan pengurangan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Selatan Papua khususnya untuk Kabupaten Merauke.

Terjadi antrian pembelian BBM jenis Bio Solar dan Pertalite di SPBU Merauke dikatakan dipengaruhi oleh beberapa efek seperti kenaikan harga BBM untuk Pertamax, Dexlite dengan harga cukup signifikan. Selain itu, dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina turut membawa harga minyak dunia naik cukup tinggi sekali.

“Perlu diketahui harga kompetitor kita untuk produk yang sama dengan ron 92 harganya Rp 16.500 dan kita masih menjual Rp 12.750. Ada juga yang ron 90 itu lumayan signifikan dari yang kita jual dengan yang kompetitor jual,” ujar Sales Branch Manager (SBM) Papua Anwar Hidayat belum lama ini di Merauke.

4351
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Anwar mengatakan, impact dari kenaikan harga Pertamax pembeli lebih beralih ke Pertalite. Namun dikatakan bahwa Pertalite dan Bio Solar saat ini sudah masuk subsidi pengganti premium yang sekarang menjadi penugasan atau JPKP dengan harga jual berlaku sama untuk seluruh Indonesia Rp 7.650.

Meskipun ada BBM subsidi, Pertamina menyarankan agar masyarakat atau konsumen tetap membeli BBM non subsidi supaya subsidinya lebih tepat sasaran. Sebab ada beberapa indkasi oknum yang menyalahgunakan produk ini dengan mengantri di SPBU untuk kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih.

“Kita sempat temui beberapa kendaraan yang sudah antri, sudah isi ngantri lagi. Itukan menyalahgunakan subsidi. Yang dirugikan masyarakat yang membutuhkan,” sebut Anwar.

Untuk itu, Pertamina berharap Pemkab setempat dan aparat kepolisian agar aktif dalam melakukan pengawasan di lapangan, salah satunya menekan penjualan Pertalite eceran di masyarakat sebagai penyalahgunaan produk subsidi.

“Kita Pertamina punya tugas sebagai operator, yang ditugaskan Pemerintah untuk menyalurkan BBM subsidi dan non subsidi. Kalau pengawasan dan penindakkan sudah bagian dari fungsi lain dari Pemda dan teman-teman penegak hukum,” ujarnya.

Guna mengurangi antrian di SPBU, Pertamina telah membangun Pertashop sebanyak 19 unit di wilayah Merauke. Tujuannya, lebih memudahkan dan lebih dekat dengan masyarakat. Namun, untuk Pertamini yang ada di Merauke, Anwar menegaskan bahwa itu merupakan Pertamini tidak resmi, dengan tidak diketahui dari mana pasokan BBMnya. Pertamina Merauke hanya menangani SPBU dan Pertashop.

“Kita akan segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah sebab SK penugasan untuk Pertalite baru diterbitkan,” tandasnya.