Berita

Ini Penjelasan dr Hendra Sihombing Soal Covid-19

×

Ini Penjelasan dr Hendra Sihombing Soal Covid-19

Sebarkan artikel ini
Dokter Spesialis Paru sekaligus Dokter Penanggung Jawab Medis Tim CoVid-19 RSUD Merauke, dr. Hendra Sihombing. Foto-Ist/TN

Merauke, TN – Orang yang sudah terinfeksi Virus Corona (Covid-19), 60-70 persen tidak bergejala. Dalam istilah kedokteran disebut asimtomatik yang artinya, suatu penyakit yang sudah positif di derita oleh seseorang, tetapi tidak memberikan gejala klinis maupun terhadap orang tersebut.

1466
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Penderita tersebut bahkan tidak menyadari kalau dirinya terinfeksi virus dan menyebarkannya ke banyak orang. Penyebaran bisa melalui bersin, ludah, atau alat dan wadah atau tempat yang disentuh pederita lalu meninggalkan virus dan kemudian disentuh orang lain lagi maka virus tersebut akan dengan mudah menyerang oaring lain terutama yang sistem imun tubuhnya kurang/rendah.

“Dia tidak batuk, tida sesak nafas, tidak pilek. Ini yang menjadi kesulitan bagi kita untuk membedakan, ternyat ada orang terlihat sehat tapi dia mempunyai virus dan menyebarkan ke orang lain,” ujar Dokter Spesialis Paru sekaligus Dokter Penanggung Jawab Medis Tim CoVid-19 RSUD Merauke, dr. Hendra Sihombing, Sp.P dalam wawancara telpon, Kamis (2/4).

Lanjut dia, kondisi seperti inilah kenapa oleh para medis melalui anjuran pemerintah mengeluarkan himbauan untuk masyarakat melakukan social distancing, dengan tujuan menekan penyebaran virus yang lebih meluas.

Semua orang disarankan membiasakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), makan makanan bergizi terutama sayur dan buah, tidak merokok dan alkohol, olahraga, istirahat yang cukup serta rajin cuci tangan, dan yang tidak kalah penting adalah, menjaga suasana hati agar tidak memicu stres atau beban pikiran, dan ketakutan berlebih.

“Dengan begitu, imunitas tubuh seseorang akan meningkat dan dengan sendirinya virus tersebut akan mati. Tapi kalau dia tidak memperhatikan kesehatan diatas, maka imunitas tubuhnya menurun membuat virus bergejolak yang disebut replikasi atau memperbanyak diri di dalam sel orang tersebut,” jelas Sihombing.

Ditegaskannya, seorang penderita positif Covid-19 setelah diobati lalu dinyatakan sembuh, tapi dia bisa terinfeksi kembali. Dokter Hendra menjelaskan, 14 persen orang yang sudah positif dinyatakan sembuh ternyata bisa terinfeksi kembali dan positif. Entah virus baru (reinfeksi) yang masuk atau virus yang sudah ada sebelumnya masih tersisa sedikit dalam tubuh (reaktifasi). Ketika imunitas tubuh menurun, sedikit virus yang tersisa sedikit itu akan naik dan menyebar.

Satu cara agar virus tidak bertambah dan bertumbuh dan menyebar harus tetap menjaga imunitas tubuh dan isolasi diri atau karantina mandiri.

la menyayangkan masyarakat, yang menganggap remeh terhadap wabah corona, baru berapa yang dinyatakan sembuh semua sudah berkeliaran di jalanan seakan badai sudah berlalu.

Menurutnya, para medis di rumah sakit mengobati terus, tapi masyarakat di luar sana tidak ikut nasehat dari dokter maka hasilnya sama saja, pasiennya tidak habis-habis.

“Itu yang nanti membuat kita akan ada gelombang kedua, susulan corona positif kembali karena ketidaktaatan masyarakat. Ini yang kita jaga. Harapannya masyarakat tetap menjaga jarak dan ikuti anjuran pemerintah serta menjaga pola hidup bersih dan sehat,” tuturnya.

Bagi masyarakat yang mengalami gejala batu, pilek dan atau sesak napas diingatkan segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit. Sehingga segera diberikan anti biotik dan anti virus. Karena jika dibiarkan akan terjadi gangguan otak, hati dan ginjal.

Perlu ada kejujuran jika sebelumnya pernah melakukan kontak dengan siapa saja yang baru datang dari daerah terinfeksi virus.

Berikut, lanjut Sihombing, antisipasi ketika karantina wilayah dibuka kembali oleh pemerintah, otomatis akan ada orang baru lagi yang membawa virus masuk ke satu wilayah.

Masalah lain yang bisa saja dihadapi kalau banyak pasien corona adalah terbatasnya alat bantu pernapasan bagi yang corona akut, keterbatasan APD (Alat Pelindung Diri) dan kebutuhan medis lainnya.

“Untuk itu kami sarankan masyarakat boleh beraktifitas di dalam rumah. Tetap jaga diri, jaga jarak dan ikuti saran dari medis, agar tetap sehat, tidak menularkan atau ditularkan,” pintanya.