Berita

Ini Alasan DPW PPP Maluku Dukung Suharso Monoarfa

×

Ini Alasan DPW PPP Maluku Dukung Suharso Monoarfa

Sebarkan artikel ini
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Provinsi Maluku, Syarif Hadler saat membuka Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) PPP, yang berlangsung di Hotel Marina, Rabu (16/12/2020) malam. Foto-Rudy Sopaheluwakan/TN

TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Provinsi Maluku telah mengambil keputusan untuk memberikan dukungannya kepada H. Suharso Monoarfa untuk maju sebagai calon Ketua Umum PPP untuk periode lima tahun ke depan.

1562
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Keputusan ini diambil, setelah 11 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP secara bulat menyatakan dukungannya kepada H. Suharso Monoarfa dalam pandangan umumnya, saat Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) PPP, yang berlangsung di Hotel Marina, Rabu (16/12/2020) malam.

“Kesepakatan 11 DPC PPP kabupaten/kota se-Maluku ini diambil saat Rapimwil. Keputusan ini bukan tanpa sebab, karena kita melihat dari rekam jejak beliau, baik di bidang pemerintahan maupun politik, khususnya di PPP yang beliau ada selama ini,” kata Ketua DPW PPP Provinsi Maluku, Syarif Hadler kepada Teropongnews.com saat dihubungi dari Ambon, Jumat (18/12/2020).

Selain itu, lanjut Syarif Hadler, bahwa oleh 11 DPC PPP se-Maluku, H. Suharso Monoarfa dianggap memiliki kemampuan, sehingga layak untuk memimpin PPP periode lima tahun mendatang.

Soal lobi-lobi politik dengan DPW PPP di daerah lain untuk memenangkan H. Suharso Monoarfa dalam bursa Ketum PPP, Syarif Hadler mengaku, jauh sebelum Muktamar IX di Makassar berlangsung, ketua-ketua DPW sudah melakukan pertemuan beberapa kali.

“Bahkan, ketua dan sekretaris DPW PPP itu pernah melakukan rapat koordinasi di Semarang beberapa waktu lalu. Dan lobi-lobi politik tersebut sudah terbangun sejak saat itu,” ujarnya

Dia mengaku, saat rapat koordinasi di Semarang, belum ada kesamaan dukungan, tetapi semakin hari semakin mengerucut, dan sebagaimana juga DPW PPP Maluku, saat mengambil keputusan dukungan ini juga terjadi dinamika.

“Namun setelah dijelaskan oleh DPW merasionalisasikan semua figur-figur yang ada dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, lalu kemudian dengan pertimbangan-pertimbangan politik dan segala hal, maka teman-teman di 11 DPC kabupaten/kota se-Maluku berkesimpulan, jika memang H. Suharso Monoarfa yang layak memimpin PPP periode lima tahun ke depan,” kata Wakil Wali Kota Ambon ini.

Syarif Hadler yakin, jika seluruh DPW PPP wilayah timur akan mendukung H. Suharso Monoarfa untuk menjadi Ketum PPP. Bahkan dia juga yakin, dibawah kepemimpinan H. Suharso Monoarfa, PPP akan meraih suara yang lebih signifikan di pemilu mendatang.

Untuk diketahui, H. Suharso Monoarfa lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 31 Oktober 1954. H. Suharso Monoarfa saat ini menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf.

Suharso pada pemilu 2004, ia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009. Pada tahun 2009, ia dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Perumahan Rakyat di Kabinet Indonesia Bersatu II.

Belum sampai empat tahun menjabat, tepatnya tahun 2011, Suharso mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri, karena alasan pribadi dan melanjutkan bisnisnya lagi di bidang manufaktur dan kimia.

Meski tidak lagi di pusaran pemerintah, Suharso tetap aktif di partai. Bahkan dia menjadi lebih aktif saat terjadinya konflik PPP antara PPP kubu Suryadadharma Ali dan Romahurmuziy.

Suharso yang tadinya orang kepercayaan Suryadharma Ali pilih bergabung dengan PPP Ramahurmuzy ketimbang PPP kubu Suryadharma Ali yang kini dipimpin oleh Djan Faried.

Pasca Pilpres 2014, Suharso dan PPP kubu Romahurmuziy memilih bergabung dengan capres terpilih Joko Widodo ketimbang menjadi penyiimbang di luar kepemerintahan seperti yang dilakukan PPP kubu Suryadharma Ali.

Alhasil, Presiden Joko Widodo meminta Suharso untuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2014-2019.