Berita

Gangguan Jaringan Internet di Merauke, Mempengaruhi Ujian Sekolah

×

Gangguan Jaringan Internet di Merauke, Mempengaruhi Ujian Sekolah

Sebarkan artikel ini
Siswa Kelas XII SMA Negeri I Merauke. Foto-Getty/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Gangguan jaringan internet di wilayah Merauke, mempengaruhi pelaksanaan ujian sekolah kelas XII tingkat SMA, khususnya bagi sekolah yang menggunakan ujian sistem online menjadi terganggu. Salah satunya di SMA Negeri 1 Merauke.

1560
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Meski demikian, 415 siswa yang mengikuti ujian di sekolah tersebut tetap mendapatkan layanan dengan mengikutinya secara manual. Meskipun jadwal ujian sedikit bergeser dari yang seharusnya pada Senin (28/3) digeser ke hari Selasa secara offline.

“Karena gangguan jaringan maka pelaksanaan ujian diundur satu hari,” kata Kepala Sekolah SMA Negeri I Merauke, Sergius Womsiwor saat memberikan arahan kepada peserta ujian sekolah kelas XII di Lapangan Upacara SMANSA.

Diketahui, jaringan internet mengalami mati total sejak Minggu (27/3) sekitar Pukul 09.00 Wit. Pasalnya terjadi kerusakan yakni putusnya kabel optik bawah laut antara Merauke-Timika yang sementara masih dipuayakan untuk penyambungan kembali.

Lanjut Ketua Panitia Ujian SMANSA Listiono mengatakan, apapun kondisi yang terjadi, siswa tetap siapkan diri untuk mengikuti ujian sesuai cara yang ada dalam model panduan yakni menggunakan alat tulis.

“Kalian harus tetap standby. Belajar dan siapkan diri untuk ujian mata pelajaran yang belum diujikan,” tandasnya.

Berbeda dengan pelaksanaan ujian di SMA Jhon XXIII Merauke, yang sama sekali tidak mengalami kesulitan meski terjadi gangguan jaringan internet. Sebab, di sekolah ini, justru menerapkan ujian secara manual sejak awal karena keterbatasan peralatan komputer.

“Justru ini memberikan rasa nyaman ke anak-anak karena tidak semua punya kemampuan yang sama untuk menggunakan komputer atau laptop. Selain itu, kami punya keterbatasan komputer,” ujar Kepala Sekolah SMA Jhon XXIII, Suster Stevani, SJMJ saat ditemui di ruang kerjanya.