Freeport akan Rehabilitasi 3.810 Hektare Lahan Kritis di Kawasan Cagar Alam Cykloop

Wakil Presiden Bidang Lingkungan Hidup PT Freeport Indonesia Andhi Mukhsiah saat menghadiri sosialisasi di Sentani. (Foto:Nesta/TN)

TEROPONGNEWS.COM, JAYAPURA – PT Freeport Indonesia dan masyarakat adat akan bekerja sama merehabilitasi 3.810 hektare lahan kritis di sekitar Cagar Alam Pegunungan Cykloop yang rusak akibat banjir bandang tahun 2019 lalu.Wakil Presiden Bidang Lingkungan Hidup PT Freeport Indonesia, Andhi Mukhsiah mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk tanggungjawab Freeport, menyusul ijin pakai lahan di Gresberg di Timika untuk penambangan.

Namun karena lokasi rehabilitasi yang dicari di sekitar tambang tidak ditemukan, maka pemerintah mencarikan lokasi di daerah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura dengan total area yang akan di rehabilitasi seluas 3.810 hektare. Lokasi ini tersebar di 10 distrik dan 40 kampung yang ada di Kabupaten maupun Kota Jayapura.

“5 Distrik di Kabupaten dan 5 Distrik di Kota Jayapura. Targetnya penanaman ini bisa selesai dalam satu tahun, dengan jenis tanaman endemik yang bisa tumbuh di sini dan disukai oleh masyarakat setempat. Kami akan melibatkan masyarakat di kampung,” kata Andhi, saat kegiatan Sosialisasi Rehabilitasi Lahan Kritis di Kabupaten dan Kota Jayapura Senin (23/11/2020).

Andhi Mukhsiah menambahkan, kegiatan sosialisasi ini juga sebagai bentuk pemahaman kepada masyarakat agar mengenai latar belakang dan tujuan kegiatan. Dalam melaksanakan program itu, PT Freeport memiliki standar yang di tentukan oleh pemerintah untuk besaran biaya dalam menunjang program ini sebagai acuan rancangan teknis.

”Tetapi akan di sesuaikan dengan pasaran di wilayah setempat sehingga tim juga survey mencari berapa harga pasaran bibit,” tuturnya.

Kegiatan rehabilitasi lahan ini akan di mulai pada awal 2021 mendatang, dengan melihat daerah-daerah dengan potensi konflik lebih kecil untuk di kerjakan lebih dahulu.Ondofolo Yanto Eluay mengapresiasi langkah PT Freeport Indonesia dengan pemulihan ekosistem di Cagar Alam Cykloop tersebut, dengan mengembalikan lahan-lahan kristis agar bermanfaat bagi keberlangsungan ekosistem dan manusia di sekitarnya.

“Pola dan teknis dalam program ini yakni melibatkan masyarakat adat pemilik ulayat dari 40 kampung yang ada,” tandasnya.

Menurut Yanto Eluay, penggunaan pola atau proyek seperti ini lebih bermanfaat bagi masyarakat karena selama ini program-program seperti ini di berikan kepada pihak ke tiga tanpa melibatkan masyarakat adat sehingga sasarannya tidak tercapai. **