Fenomena Puting Beliung di Sorong, Hebohkan Warga, Ini Penjelasan BMKG

Fenomena puting beliung tampak di tengah laut Sorong.

TEROPONGNEWS.COM, SORONG- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kelas I Domine Eduard Osok Sorong Papua Barat, menjelaskan terkait fenomena angin puting beliung yang terjadi di perairan pelabuhan Sorong pada Sabtu (17/9/2022) sekitar pukul 16.00 WIT.

Menurut BMKG dalam rilisnya, menjelaskan bahwa fenomena Puting Beliung (Waterspout) di wilayah perairan pelabuhan Sorong itu,
disebabkan terjadinya angin kencang yang berputar seperti belalai di atas perairan Pelabuhan Sorong.

Fenomena puting beliung tampak di tengah laut Sorong.

Fenomena tersebut dikenal dengan Waterspout yang identik dengan fenomena puting beliung tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas.

Fenomena Waterspout terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB). Namun demikian, tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena tersebut, tergantung pada kondisi labilitas Atmosfer.

Keberadaan awan CB juga dapat mengindikasikan adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dan pada kondisi tertentu dapat menimbulkan potensi terjadinya fenomena Waterspout.

Berikut karakteristik fenomena Waterspout adalah sebagai berikut:

  1. Kejadiannya bersifat lokal
  2. Terjadi dalam periode waktu yang singkat, umumnya sekitar kurang lebih 10 menit
  3. Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari.
  4. Hanya muncul dari sistem awan Cumulonimbus (CB), tetapi tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena Waterspout.
  5. Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dalam waktu yang dekat.

Terjadinya Waterspout di wilayah perairan Pelabuhan Sorong merupakan kejadian fenomena lokal karena adanya pertumbuhan awan CB yang signifikan di sekitar wilayah perairan tersebut berdasar citra radar yang terpantau dari Stasiun Meteorologi Deo Sorong.

Puting beliung yang terjadi Sabtu sore itu, sempat menghebohkan masyarakat Sorong, khususnya masyarakat yang tinggal di kawasan pulau Ram, pulau Dom dan pulau Sop, bahkan juga warga di seputaran kawasan reklamasi pantai Dofior Kampung Baru.