Dua Trayek Baru Tol Laut Indonesia Timur Telah Beroperasi

Kapal tol laut di Pelabuhan Laut Merauke. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Menteri Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah membuka dua trayek tambahan program tol laut yang kini telah beroperasi di wilayah bagian Timur Indonesia yakni Papua dan Papua Barat.

Trayek 27 (T-27) mulai dari Merauke-Pomako dan Pomako Merauke. Kenapa dipilih Merauke, karena Merauke merupakan pelabuhan khas dengan komoditi unggulan daerah. Kemudian trayek 28 (T-28) adalah NTT-Papua dengan lintasan menjangkau beberapa daerah di NTT yaitu Kupang, Labuan Bajo, Atapupu, Reo.

“Dua trayek ini sudah beroperasi sebelum PON XX Papua,” terang Kepala Seksi Lalu lintas Angkutan Laut dan Usaha Pelabuhan KSOP Kelas ll Jayapura, Willem Fofid usai mengikuti rapat koordinasi percepatan penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik angkutan barang di laut (tol laut) tahun 2021 pada trayek 28, trayek 27 dan trayek 19 di Merauke, Selasa (09/11).

Pertemuan ini dihadiri Staf khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana, Pemkab setempat, Kadis Perindagkop, Ketua Alfi, aliansi petani milenial, perwakilan kelompok tani dan pihak terkait lainnya yang diselenggarakan di KSOP Merauke, Senin (08/11).

Willem Fofid mengatakan, KSOP Jayapura merupakan Korwil bagi seluruh UPT (Unit Pelaksana Teknis) Perhubungan Laut yang ada di wilayah administrasi Provinsi Papua. Maka sebagai korwil, terus melakukan pembinaan, pengawas dan pendamping bagi UPT yang membutuhkan seperti salah satunya KSOP di Merauke.

Disampaikan, program strategis nasional yaitu tol laut merupakan implementasi dari nawa cita Presiden Jokowi dengan menjangkau daerah 3T dan daerah perbatasan. Program ini sudah menjangkau seluruh daerah dan terbesar dilakukan di daerah Indonesia bagian timur yakni Papua dan Papua Barat. Tentu ada berbagai macam karakteristik wilayah yang harus dijangkau dan sesuai spesifikasi kapal.

Ternyata, kata Fofid, tingkat kebutuhan ekspektasi publik terhadap tol laut begitu tinggi bagi beberapa provinsi di sekitar Indonesia Timur yang dekat dengan NTT dan Papua yaitu Provinsi Maluku. Berdasarkan hasil penelitian dari tim teknik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditlala), potensi market place di Provinsi Maluku dapat dijangkau. Sehingga kapal untuk trayek NTT-Papua akan dideviasikan menambah pelabuhan singgah di Provinsi Maluku yakni Saumlaki, Ambon, Dobo dan juga akan menjangkau pelabuhan lain di provinsi tersebut hingga ke Maluku Utara.

“Sesuai dengan permintaan market di sana terutama beras Merauke ke Ambon 10 kontainer, Saumlaki 1 kontainer dan Dobo sekitar 2-3 kontainer,” sebut Fofid.

Lanjut katanya, ini menjadi apresiasi dan sukacita buat Papua bahwa hasil komoditi unggulan Merauke terkhusus beras sudah mulai dirasakan hampir di seluruh Indonesia. Upaya ini patut disambut oleh para petani karena pemerintah membuat kebijakan untuk mengakomodir kebutuhan di Indonesia bagian Timur.

Dikatakan, dengan route yang panjang sebagai satu langkah untuk menekan disparitas harga. Sebab, tujuan dari tol laut adalah memudahkan konektifitas dan disparitas harga bisa ditekan sehingga bisa dijangkau ke dareha 3T. Elemen pendukung tol laut adalah kapal perintis, dan Public Service Obligation (PSO). Ada tiga pola subsidi dalam tol laut, pertama subsidi kontainer, subsidi muatan dan subsidi operasional kapal. Tiga pola ini untuk angkutan barang di laut khusus kontainer.