Berita

Curahan Hati Nakes Di Sorong: Tetap Bekerja Walau Insentif Belum Dibayar

×

Curahan Hati Nakes Di Sorong: Tetap Bekerja Walau Insentif Belum Dibayar

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Nakes.

TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Kami hanya bisa bekerja secara profesional. Begitu ucapan yang keluar dari mulut Faisal, salah satu tenaga kesehatan (Nakes) yang menangani pasien COVID-19 di Rumah Sakit Sele Be Solu.

1554
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Pria berumur sekitar 31 tahun itu hanya bisa menanti insentifnya yang belum kunjung belum dibayar sejak Desember 2020. Namun karena alasan profesi kerja dan kode etik, mengharuskannya untuk tetap profesional demi menyembuhkan pasien yang sakit.

Kondisi ini terjadi di saat para Nakes tengah berjibaku dengan bertambahnya pasien Covid19 di Rumah sakit. Disaat mereka menghadapi risiko besar, haknya belum juga diberikan.

“Harapannya semoga insentif kami segera direalisasikan secepat mungkin. Kan itu juga akan memicu semangat teman-teman untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, “ujar Faisal usai mengikuti rapat evaluasi penanganan COVID-19 di gedung Samusiret, kantor walikota Sorong, Selasa (27/7/2021).

Faisal mengungkap, keterlambatan pembayaran insentif ini juga menyebabkan beberapa tenaga kesehatan memilih mundur. Apalagi, meningkatnya pasien COVID-19 juga menyebabkan para Nakes kewalahan.

“Di rumah sakit rujukan COVID-19 sendiri, kemarin kami mendapatkan laporan katanya ada beberapa teman yang mundur karena mungkin sudah kewalahan dan kelelahan, selain itu juga terkait insentif. Kebetulan saya bagian penanganan COVID-19 di rumah sakit Sele Be Solu juga belum dibayarkan untuk bulan Januari – Juli 2021. Cuma karena alasan profesional kerja dan kode etik profesi, kami tetap melanjutkan pekerjaan kami secara maksimal, “ungkapnya..

Bukan hanya soal insentif, Nakes juga mengeluhkan ketersediaan oksigen. Di mana beberapa hari ini, pihak rumah sakit kekurangan stok oksigen sehingga membuat para Nakes harus memutar otak, agar pasien mengerti dengan kondisi tersebut.

“Untuk minggu dan beberapa hari ini, kami sangat kekurangan stok oksigen. Kami memutar otak bagaimana caranya menjelaskan ke pasien kalau stok oksigen lagi kosong. Sementara pasien sudah engap-engap. kami tidak tega dengan hal itu. Tapi kami tetap berusaha memberikan pelayanan ke pasien agar pasien bisa sembuh dan selamat dengan oksigen yang ada, “imbuhnya.

Sementara itu Juru bicara Satgas COVID-19 kota Sorong, Ruddy Lakku juga mengakui terkait dengan ketersediaan oksigen di rumah sakit. Dikatakan Ruddy, sedang mengupayakan untuk tetap tersedianya oksigen di berbagai rumah sakit di kota Sorong.

“Tentunya dari Dinas Kesehatan maupun rumah sakit, akan melakukan penambahan oksigen dengan melakukan pengecekan di berbagai tempat. Jadi mereka akan usahakan itu dan tidak akan diam,” kata Jubir.

Kendati demikian, lanjutnya, sebanyak apapun oksigen yang dimiliki rumah sakit, namun jika masyarakat tidak mentaati protokol kesehatan disaat jumlah pasien yang dirawat semakin bertambah, tentunya rumah sakit juga akan kewalahan.

“Untuk itu harus ada kesadaran masyarakat untuk menjaga dan menerapkan protokol kesehatan, supaya penyebaran virus Corona tidak meningkat,” pungkas Jubir.