Berita

Capai 10,3 Miliar, Veneer Mendominasi Ekspor 2022 di Merauke

×

Capai 10,3 Miliar, Veneer Mendominasi Ekspor 2022 di Merauke

Sebarkan artikel ini
Veneer Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Tahun 2022, Kantor Pengawal dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Merauke sudah memungut bea keluar dari ekspor veneer kayu ke Malaysia senilai Rp 10,3 miliar. Veneer menjadi kelompok ekspor yang paling mendominasi di tahun ini.

1548
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Dari total tersebut, target sudah tercapai 103 persen dan hingga akhir tahun 2022 diprediksi akan mencapai Rp 12,3 miliar.

“Kalau untuk di Papua Selatan, layanan kami terkait kepabeanan lebih banyak kepada ekspor. Tahun ini lebih didominasi ekspor veneer, sampai akhir tahun nanti kami prediksi bisa mencapai Rp 12,3 miliar,” terang Kepala Kantor Pengawal dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Dian Kaban, Jumat (9/12/2022) di Merauke.

Sementara untuk penerimaan bea masuk yang berkaitan dengan mesin penunjang industri pabrik kelapa sawit telah mencapai Rp 800 juta. Ada pula extra effort yang dilakukan KPPBC Merauke dikatakan cukup tinggi terkait dengan pungutan negara yakni sebesar Rp 504 juta.

Pejabat Karantina Ikan melakukan pemeriksaan kesesuaian isi dokumen. Foto-Ist/TN

Berikut ekspor kepiting bakau dari UD Maro Abadi dan UD Merauke Crab sebanyak 11.707 ekor kepiting yang diekspor ke negara Hongkong, Singapura dan Malaysia dengan total penerimaan Rp 296.125.000 (Berdasarkan data yang dikeluarkan Stasiun Karantina Ikan Merauke).

Persyaratan penangkapan, lalu lintas dan atau pengeluaran kepiting harus berukuran 12 Cm. Ini berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor 16 tahun 2022 tentang perubahan atas peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 17 tahun 2021 tentang pengelolaan lobster, kepiting dan rajungan di wilayah Negara RI.

“Harapan kita ke depan ada pengusaha Merauke yang melakukan budidaya dari kepiting bakau.”

Kemudian ekspor ukiran Asmat ke negara Singapore dan Filipina. Brazil juga menjadi negara tujuan, namun masih terkendala pada akses transportasi sehingga tidak mencapai daya saing di pasaran Internasional.

KPPBC terus berupaya untuk mendorong UMKM di Merauke supaya bisa naik kelas menjadi eksportir. Terutama kepada UMKM yang mengalami kendala pada kapasitas produksi dan logistik.

“Ini yang kami sedang galang beberapa UMKM yang memang terkendala dengan kapasitas produksi dan logistik di Merauke, selanjutnya kita dorong di tahun depan,” sambungnya.