Berita

BPS Kaltara Lakukan Survei Sosial Demografi Dampak Covid-19

×

BPS Kaltara Lakukan Survei Sosial Demografi Dampak Covid-19

Sebarkan artikel ini

TEROPONGNEWS.COM, TANJUNG SELOR – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, membuat pihak Badan Pusat Statistik Kalimantan Utara (BPS Kaltara) melakukan survei sosial demografi dampak Covid-19. Demikian siaran pers yang diterima Teropongnews.com dari BPS Kaltara, Sabtu (24/4/2021).

1406
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Survei dilakukan di lima kabupaten/kota di Kalimantan Utara menggunakan rancangan NonProbability Sampling, yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball Sampling pada periode 13-20 April 2020.

Jika dilihat dari karakteristik responden survei dilakukan terhadap 625 orang, yakni 21 persen di Kabupaten Nunukan, 25 persen di Kota Tarakan, 6 persen di Kabupaten Tana Tidung, 39 persen di Kabupaten Bulungan, dan 9 persen di Kabupaten Malinau, maka ada empat kelompok karakteristik responden yang di survei, yakni jenis kelamin, generasi, pendidikan dan status ketenagakerjaan.

Karakteristik responden menurut jenis kelamin, maka terdapat 52 persen laki-laki dan 48 persen perempuan. Karakteristik responden menurut generasi maka ada 2 persen baby boomers, 30 persen gen X, 8 persen gen Z, dan 60 persen gen milenial.

Karakteristik responden menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan sebanyak 27 persen dari jenjang SD/SMP/SMA, sebanyak 7 persen dari jenjang DI/DII/DIII dan sebanyak 66 persen dari jenjang Pendidikan S1/S2/S3.

Dan karakteristik responden menurut status ketenagakerjaan maka 2 persen tidak bekerja (baru di PHK/usaha tutup), sebanyak 67 persen yang bekerja, sebanyak 19 persen bekerja (sementara di rumahkan), dan 12 persen tidak bekerja.

Dari hasil survei menunjukan bahwa dampak Covid-19 pada responden yang bekerja dalam pemberlakukan WFH (Work From Home) adalah sebanyak 8 persen tidak ada WFH, kemudian 54 persen WFH (yang masih ada jadwal kantor), sebanyak 24 persen yang WFH, dan sebanyak 14 persen yang tidak memungkinkan untuk WFH.

Kemudian dampak Covid-19 pada responden yang bekerja jika dilihat dari pendapatan, maka 56 persen yang mengaku pendapatannya tetap, dan 30 persen responden mengaku pendapatannya menurun.

Selanjutnya dampak Covid-19 pada responden yang bekerja yang dilihat dari pengeluaran, maka terdapat 58 persen mengaku pengeluarannya meningkat, dan pengeluaran yang paling meningkat adalah pada bahan makanan, yakni sebanyak 58 persen, kesehatan sebanyak 20 persen dan 12 lainnya, karena pembelian pulsa atau paket data.

Survei juga dilakukan terhadap delapan prilaku masyarakat menghadapi Covid-19 pertama adalah selalu menerapkan physical distancing sebanyak 69 persen, kedua adalah sebanyak 83 persen responden sering atau selalu mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik.

Ketiga sebanyak 82 persen responden selalu atau sering menggunakan masker, keempat ada 52 persen responden selalu atau sering mengindari menyentuh wajah, kelima sebanyak 13 persen responden sering atau selalu menggunakan sarung tangan.

Keenam ada 85 persen selalu atau sering menghindari jabat tangan, ketujuh sebanyak 57 persen responden selalu atau sering menggunakan handsanitizer, dan kedelapan sebanyak 79 persen responden selalu atau sering menghindari keramaian.