Genjot Akselarasi Ekspor, Kepala Karantina Pertanian Merauke Lakukan Supervisi di PT. BIA

Supervisi PT. BIA oleh Karantina Pertanian. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Percepatan ekspor produk pertanian melalui program Gratieks yang digalakkan oleh Kementerian Pertanian saat ini, mengharuskan seluruh jajarannya berbenah lebih proaktif termasuk Karantina Pertanian Merauke.

Berbagai usaha dilakukan, agar tetap berkontribusi nyata dalam program ini, mulai dari pembenahan layanan, transparansi hingga jaminan layanan menjadi prioritas utama demi memberikan kepuasan bagi pelanggan.

Untuk diketahui, Kabupaten Merauke merupakan salah satu wilayah Indonesia yang berpotensi besar untuk terus meningkatkan produk ekspornya. Dengan ketersediaan lahan yang luas, keragaman produk, dan peluang pangsa pasar yang strategis serta dukungan dari seluruh stakeholder, tidak menutup kemungkinan roda perekonomian Merauke akan terus bertumbuh dengan baik.

Sejalan dengan itu, Karantina Pertanian Merauke akan selalu siap untuk mengawal akselerasi ekspor di Merauke. Salah satu langkah kongkrit yang dilakukan adalah melakukan supervisi ke PT. Bio Inti Agrindo di Asikie.

Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit ini merupakan salah satu mitra Karantina Pertanian Merauke, yang sudah menggunakan jasa layanan karantina dari tahun ke tahun. Saat ini produk turunan sawit yang dilalulintaskan oleh PT. BIA baik antar area maupun ekspor cukup tinggi.

Guna memastikan pelayanan bagus, Sudirman, SP selaku Kepala Karantina Pertanian Merauke melakukan pertemuan dengan Manager Port and Shipping PT. BIA, Andy Syiar Irawan, ST.

“Sengaja kami agendakan pertemuan ini, untuk memastikan titik pelayanan dapat berjalan dengan baik, sehingga sinergi dan koordinasi juga berjalan baik,” ungkap Sudirman dalam rilis, Jumat (12/6) di Merauke.

Ditambahkan, dengan pemberlakuan UU tentang KIHT yang baru yaitu sesuai UU 21th 2019 disebutkan bahwa semua media pembawa hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Tumbuhan dan Hasil Produk Tumbuhan wajib dilengkapi sertifikat karantina.

Karantina butuh informasi bagaimana pelayanan karantina yang diberikan saat ini kepada PT. BIA, serta upaya-upaya perbaikan yang akan dilakukan secara bersama-sama ke depannya. Karantina terus mendorong perusahaan agar tidak hanya bahan baku CPO yang dihasilkan untuk diekspor, tapi ada peningkatan nilai tambah produksi dengan pengolahan produk turunannya, sehingga dapat bernilai ekonomi lebih tinggi lagi.

“Tentunya didukung dengan fasilitas layanan tindakan karantina di perusahaan bapak, apabila tingkat kepatuhan lapor karantina sudah baik, maka kami akan memberikan jaminan layanan prioritas sebagai apresiasi kami,” terang Sudirman.

Manager Port and Shipping PT. BIA Andy Syiar Irawan menyampaikan ucapan terima kasih pada pihak Karantina Pertanian Merauke dan jajarannya atas bantuannya selama ini terkait pengurusan dokumen karantina. Pihaknya sangat senang karena produk layanan yang diberikan cukup baik, tidak ada pungli, persyaratannya dan sistem pembayarannya pun mudah karena semua sudah sistem online dan memuaskan perusahaan.

Dengan lahan perkebunan sawit yang dimiliki, sekitar 34.000 Ha dan 2 pabrik yang berjalan saat ini PT. BIA dapat menghasilkan produk CPO 2 metrik ton/hari dan saat ini kapasitas tank penampungan 11000 metrik ton.

Selain melakukan pertemuan dengan Irawan, Sudirman juga melakukan kunjungan ke divisi laboratorium quality control milik PT. BIA guna memastikan sejauh mana kinerja laboratorium dalam memenuhi persyaratan negara tujuan terhadap produk sawit yang dihasilkan.

Sejalan dengan arahan Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian mengatakan pentingnya menggalakkan potensi pertanian lokal untuk dipasarkan ke luar negeri, hal tersebut sejalan dengan program GRATIEKS yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

“Petani dan pelaku agribisnis harus diberi ruang memasarkan produk sampai ke luar negeri. Pastinya akan meningkatkan pendapatan, dan itulah tugas kita,” ujarnya.

Meninjau dan mengecek kesiapan perusahaan yang akan melakukan ekspor sangat perlu dilakukan. “Supervisi bagus sekali. Perlu melihat apa yang sudah berlangsung. Yang bagus dipertahankan, yang kurang diperbaiki” tambah Ali Jamil.

Berdasarkan data dari sistem informasi karantina pertanian (IQFAST), sertifikasi ekspor CPO yang dilakukan PT. BIA periode Januari-Mei telah berlangsung tiga kali. Volume total 13.101.306 kg senilai 162 miliar, dengan negara tujuan ekspor ke India.