Penggali Kubur Bersyukur Terima Bantuan Sembako dari Bamsoet

Ketua MPR, Bamsoet bersama 4 Pilar dan tim menyerahkan Bansos Sembako untuk penggali kubur di Karet Bivak Jakarta. Foto : Ist.

Jakarta, TN – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) dan Relawan 4 Pilar terus menyalurkan bantuan sosial berupa paket sembako kepada berbagai kelompok masyarakat.

Kali ini diberikan kepada para penggali makam di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Bantuan berupa ratusan paket sembako, ratusan dus mie instan dan 200 ekor ayam.

“Pandemi Covid-19 datang dengan kecepatan luar biasa dan berimbas hampir kesemua profesi pekerjaan. Tak terkecuali kepada para penggali makam yang hanya berstatus sebagai tenaga lepas. Sedikit bantuan yang kita berikan mudah-mudahan bisa meringankan beban hidup mereka yang hingga kini belum tersentuh bantuan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” ujar Bamsoet usai menyerahkan bantuan di Jakarta, Sabtu (16/05).

Mantan Ketua DPR RI ini mengingatkan kembali kegelisahan Presiden Joko Widodo yang telah memperingatkan jajaran pemerintah pusat hingga daerah agar cepat menyalurkan bantuan sosial kepada warga. Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Sabtu (17/05), bahwa penyaluran Bantuan Langsung Tunai Desa (BLT Desa) dan Bantuan Sosial Langsung (Bansos Langsung) masih belum memuaskan dari segi kecepatan distribusi.

“BLT Desa baru tersalurkan 15 persen. Sementara Bansos Tunai baru sekitar 25 persen. Padahal di situasi krisis seperti ini dibutuhkan kecepatan dalam pendistribusian bantuan. Bagaimana mungkin warga bisa taat menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun physical distancing, jika di dapurnya tak ada yang bisa dimasak. Mengingat hampir sebagian besar masyarakat kita berprofesi di sektor informal yang mengandalkan pendapatan harian,” papar Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menilai, pandemi Covid-19 menjadi pelajaran penting bagi pemerintah pusat hingga daerah agar kedepannya melakukan pemetaan secara berkala terhadap kondisi sosial masyarakat. Sehingga saat bencana datang, data warga yang berhak menerima bantuan sudah siap. 

“Tak seperti saat ini. Bencana datang, update data baru dilakukan. Harusnya update data dilakukan secara berkala, jika perlu setiap satu bulan sekali. Jadi kapanpun bencana datang, kita sudah siap. Begitupun dengan masalah tumpang tindih kewenangan antara pusat dan daerah yang selalu menjadi masalah klasik dalam penyaluran bantuan sosial tidak boleh terus berulang. Tinggal bagaimana kemauan baik dari masing-masing pemimpinnya saja untuk mencari solusi,” pungkas Bamsoet.