Dampak Covid-19, Supir Taxi Bandara “Banting Setir” Jadi Penjual Ikan

Muhammad Yasin (jaket hitam sebelah kiri) penjual ikan di depan UT kilo 13 kota Sorong. Foto wim.

Sorong, TN- Dulunya berprofesi sebagai supir taxi Bandara DEO Sorong, akibat dampak pandemi Covid-19, Muhammad Yasin, kini “banting setir” menjadi penjual ikan di Jl. Basuki Rahmat kilo 13 kota Sorong lantaran akses Bandara ditutup dan penerbangan tidak beroperasi.

Muhammad Yasin, yang juga adalah warga RT.03 RW.05 Kelurahan Klamana Distrik Sorong Timur itu mengaku, sejak Bandara ditutup karena penyebaran virus corona, dirinya sudah tidak lagi beroperasi. Padahal menjadi supir taxi Bandara merupakan satu-satunya mata pencahariannya untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangganya.

“Menjadi supir taxi bandara ini, hanya satu-satunya mata pencaharian saya untuk hidupi keluarga dan kebutuhan lainnya. Waktu bandara Deo ditutup karena virus corona ini, saya dan teman-teman supir yang lain langsung hilang pekerjaan,” ujar Muhammad Yasin, Kamis (7/5).

Dikatakan, dirinya beralih profesi sebagai penjual ikan merupakan sebuah pilihan yang mengharuskannya untuk beralih profesi, sebab jika tidak, menurutnya untuk makan sehari-hari sudah cukup berat, belum ditambah membayar cicilan kreditan mobil serta rumah subsidi yang sedang ditempatinya bersama keluarga.

“Beralih profesi untuk sementara sebagai penjual ikan ini pilihan, kalau tidak saya harus memenuhi kebutuhan keluarga dengan apa, mana harus bayar angsuran mobil dan rumah. Sementara bandara tutup tidak beroperasi akibat virus corona ini,” jelasnya.

Ketua RT.03 RW.05 Kelurahan Klamana Distrik Sorong Timur, Andrew Warmasen, mengatakan musibah pandemi corona virus 2019 ini, sangat berdampak pada ekonomi masyarakat di kota Sorong, khusuanya warganya di RT.03 RW.05 kelurahan Klamana.

“Bencana corona virus ini, jujur saja sangat berdampak pada ekonomi masyarakat di kota Sorong, khususnya warga saya di RT.03 RW.05 kelurahan Klamana, mereka ini rata-rata harus bekerja untuk melunasi angsuran rumah, angsuran bank yang menuntut mereka harus membayar bunga bank, ini yang membuat kami turut merasakan apa yang mereka rasakan juga,” tandas Andrew.

Dikatakan, warganya di RT.03 kelurahan Klamana ini terdiri dari berbagai profesi, ada yang supir, ojek, guru honor dan masih banyak lagi profesi lainnya.

Sebagai Ketua RT, dirinya sangat memahami hal tersebut, dan mendukung serta mendorong warganya untuk pintar menangkap peluang untuk menghidupi keluarga, contohnya menjadi penjual ikan. Namun ia berharap musibah ini bisa cepat berlalu, agar sumua aktifitas bisa berjalan dengan normal.