Peringati Hari Kartini, Perempuan Papua Diajak Mandiri dan Kembangkan Bakat

Perwakilan Perempuan Asli Papua yang juga Ketua KPUD Merauke, Theresia Mahuze. Foto-Ist/TN

Merauke, TN – Menyongsong peringatan Hari Kartini 21 April 2020, perempuan Papua dan Merauke khususnya, diajak lebih mandiri dan mampu mengembangkan bakat.

Pasalnya, bakat atau talenta sudah diberikan Tuhan kepada setiap orang untuk dikembangkan, agar menghasilkan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

Perwakilan Perempuan Asli Papua yang juga Ketua KPUD Merauke, Theresia Mahuze menyebutkan, ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan perempuan Papua, seperti berbisnis, kuliner, fashion, menjahit, kerajinan tangan atau kesenian lainnya yang dapat dikembangkan.

“Untuk mencapainya, tentu harus ada niat, usaha atau upaya yang dilakukan. Caranya, bisa mengikuti kursus atau pelatihan yang dapat memberikan pengetahuan yang cukup. Dan yang paling penting bagi perempuan yang masih muda harus bersekolah, sehingga mampu bersaing dengan perempuan lainnya yang ada di Indonesia,” terang Theresia Mahuze dalam wawancara, via seluler, Senin (20/4).

Theresia menginginkan, perempuan Papua terus berkarya, berkreasi, percaya diri, dan optimis serta tidak pesimis. Terus belajar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, agar menjadi perempuan tangguh dan mandiri.

Dia mencontohkan, usahanya untuk bisa menggapai apa yang dicita-citakannya, yakni menjadi seorang pengacara. la harus bersaing dengan banyak orang di luar sana, hingga mencapai keberhasilan menjadi pengacara.

Tidak berhenti di situ, ia mencoba untuk mengikuti tes menjadi anggota komisioner KPU, dan berkat giat belajar dan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya dapat lolos dalam seleksi dan menjabat sebagai Ketua KPUD Kabupaten Merauke.

“Untuk itu saya tekankan, kita perempuan harus sekolah setinggi-tingginya, terutama bagi yang masih punya kesempatan. Dengan begitu akan punya banyak ilmu dan wawasan yang luas. Setelah sekolah harus bekerja, suapaya kita mandiri,” ajaknya lagi.

Sebagai contoh, ia sebutkan ada banyak kasus anak-anak yang sudah usia dewasa hanya bergantung pada orangtua, tidak memiliki pekerjaan. Perceraian atau perpisahan rumah tangga yang membuat perempuan tidak lagi menggantungkan hidupnya pada suami, sebagai pencari nafkah.

Hal-hal seperti ini, menurutnya, menuntut kaum perempuan harus mandiri, ada pegangan hidup dari pekerjaan yang dia miliki, untuk bertahan hidup dengan menghasilkan uang dari sumber yang baik dan halal. “Itu baru perempuan sejati,” tandasnya.