Berita

Miangas Terancam Kerawanan Pangan

×

Miangas Terancam Kerawanan Pangan

Sebarkan artikel ini

Talaud, TN – Dampak Covid-19 di seluruh Indonesia cukup mempengaruhi ketahanan pangan di wilayah teratas Indonesia. Khusus di Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, sebagai garis paling Utara Indonesia, saat ini tengah menghadapi ancaman kerawanan pangan.

Kepala Kecamatan Khusus Miangas, Sepno Lantaa, ketika dihubungi media, Kamis (26/3) mengakui bahwa saat ini kecamatan yang dipimpinnya ada dalam posisi waspada kerawanan pangan.

“Dengan adanya Covid-19 di Indonesia, kondisi perekonomian di Miangas cukup terganggu. Masyarakat yang punya kios dan juga para nelayan,saat ini enggan untuk keluar, karena takut akan virus tersebut,” kata Sepno.

4919
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Karena ketakutan tersebut, sambungnya, maka terjadi keterbatasan stok khusus bahan pokok di sana. Saat ini, kata dia, khusus untuk beras, gula dan minyak kelapa sudah cukup terasa kelangkaannya.
Salah satu faktor lain penghambat masuknya bahan pokok, tambahnya, adalah alat transportasi laut yang hanya masuk dua atau tiga Minggu sekali.

“Sekarang kapal perintis yang melayani daerah tapal batas Miangan dan Nanusa tinggal dua, yakni Sabuk Nusantara 69 dan Sabuk Nusantara 70. Sejauh ini, hanya kapal yang menjadi alat unggulan pengangkut bahan pokok ke Miangas,”timpalnya.

Ditanya tentang potensi kerawanan pangan di Miangas, camat tak menampiknya. Namun kata dia, jika benar-benar terjadi, masyarakat masih bisa bergantung pada bahan makanan lokal, seperti keladi, singkong, ubi jalar dan laluga (makanan khas perbatasan).

Akan tetapi, dia tetap berharap agar pemerintah daerah dan provinsi dapat menjadikan ini sebagai perhatian serius dan dapat menyiapkan stok bahan pokok, terutama beras untuk didistribusikan ke wilayah perbatasan.

“Cuaca saat ini di perbatasan kurang baik, ditambah dengan isu virus yang semakin menguat, kami harapkan agar dapat menjadi perhatian serius, sehingga jika terjadi hal paling buruk, maka masyarakat tidak akan kesusahan,”tuntas Sepno.