DPRD Anjurkan Pembelian Kuota Internet Siswa Dari Dana Refocusing

Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Abdullah Azis Sangkala. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, AMBON – DPRD Provinsi Maluku menganjurkan, agar dana refocusing bisa digunakan untuk pembelian pulsa untuk kuota internet siswa belajar dalam jaringan (daring). Pasalnya, jika menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak akan mencukupi, lantaran dana BOS juga digunakan untuk keperluan sekolah yang lain.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memastikan penggunaan dana BOS bisa dialihkan, untuk pembiayaan kuota internet untuk guru dan peserta didik. Penggunaan dana BOS untuk membeli kebutuhan kuota internet tersebut, merupakan kebijakan yang diambil untuk merespons situasi pandemi Covid-19 saat ini.

Sangkala mengaku, penggunaan dana BOS untuk pembelian kuota internet sudah lama diperbincangkan. Namun yang menjadi persoalan saat ini adalah, besar dana BOS tersebut. Dia takutkan, penggunaan dana BOS untuk pembelian kuota internet, akan berujung pada sulitnya sekolah untuk menjalankan program yang lain.

“Waktu saya mengikuti Webinar, saya katakan, tolong dana refocusing dicairkan, karena dana ini juga membantu dunia pendidikan. Bila perlu, semua sekolah lah dikasih fasilitas, dan itu khusus untuk belanja kebutuhan untuk daring itu, baik handphone android, maupun kuota internet bagi para siswa dan guru. Kan masih ada dana refocusing kita. Kenapa? Karena kalau hanya mengharapkan dana BOS saja itu tidak seberapa,” tegas Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Abdullah Asis Sangkala kepada Teropongnews.com, via seluler, Sabtu (15/8).

Menurut dia, dana BOS bukan saja harus digunakan sekolah membeli kuota internet, tetapi juga untuk keperluan yang lain. Dan ini akan sangat memberatkan pihak sekolah.

Dia juga menyarankan, agar sekolah-sekolah di daerah zona hijau, untuk melakukan aktivitas belajar mengajar secara tatap muka. Ini dikarenakan, sebagian dari daerah yang masuk kategori zona hijau di Maluku, sejumlah wilayahnya belum dapat mengakses internet.

“Untuk apa juga dikasih kuota internet, jika ada wilayah-wilayah di Maluku yang tidak terakses internet. Jangankan internet, signal juga tidak ada. Jadi saran saya, daerah yang masuk kategori zona hijau di Maluku, lakukan saja proses belajar mengajar secara tatap muka,” tandas Sangkala.