Begini “Akal Bulus” BWS Tutupi Bobroknya Proyek Air Baku Mahia

Beginilah penampakan proyek air baku "hasil sulap" BWS Maluku dan kontraktor, di Dusun Mahia, Negeri Urimesing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, dengan tujuan untuk mengelabui publik. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku diduga mulai memainkan “akal bulusnya”, dengan tujuan untuk mengelabui publik, agar tidak lagi menaruh curiga karena bobroknya proyek air baku, di Dusun Mahia, Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.

Akal bulus tersebut dengan cara, mengambil air yang berasal dari sumber air milik warga, lantaran saat melakukan proses pengeboran, tidak ada sumber air yang didapatkan, malah hanya sedimen berupa lumpur.

Informasi yang dihimpun Teropongnews.com, jika BWS sengaja mengambil sumber air milik warga di Dusun Tuni, yang letaknya tidak jauh dari Mahia.

Hal ini untuk menunjukan kepada publik, jika proyek tersebut tidak lagi bermasalah, karena air baku tersebut sudah bisa dinikmati masyarakat di dusun setempat.

Namun ternyata, akal bulus ini akhirnya tercium juga. Pasalnya, air baku “hasil sulap” ini hanya dinikmati warga selama dua hari. Selanjutnya, air tersebut sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Dusun Mahia.

Menyikapi hal ini, Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Rovik Akbar Afifudin mendesak Kepala BWS Maluku, Marwa Ibnu Ramla, agar memberi penjelasan gagalnya proyek air baku di Dusun Mahia

Menurut Rovik, tujuan dari proyek air baku tersebut adalah, untuk memudahkan masyarakat di dusun setempat memproleh air bersih, bukan tersedia infrastruktur yang airnya tidak ada.

“Yang menjadi pertanyaan saya, yang dijelaskan BWS jika proyek itu telah tuntas 100 persen itu yang mana? Ini kan pembohongan. Masa infrastrukturnya tersedia, tapi sumber airnya tidak ada. Dan laporan akhirnya tuntas. Tuntas apanya?,” tegas Rovik kepada wartawan, di Ambon, Jumat (1/7/2022).

Untuk itu, tegas Rovik, pihaknya akan meminta penjelasan dari BWS soal air baku dan air bersih itu seperti apa, sehingga ada upaya untuk menyelesaikan masalah dimaksud.

“Saya tegaskan lagi, selama belum ada penjelasan yang benar dari pihak BWS, maka bisa dipastikan, jika proyek ini memang benar-benar gagal,” tandas Rovik.

Untuk diketahui, proyek air baku milik BWS Maluku di Dusun Mahia, Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon gagal, dan hingga saat ini belum dinikmati masyarakat setempat.

Proyek dengan anggaran dari APBN tahun 2020 sebesar Rp 1,3 miliar itu tidak saja gagal, tetapi juga amburadul, karena dikerjakan oleh perusahaan yang tidak berkompeten.

Di lokasi proyek tersebut, mesin pompa air saat ini tidak lagi berfungsi. Sebenarnya BWS dan kontraktor, CV. Shinta telah melakukan proses pengeboran. Namun sayangnya, tidak ada titik air yang didapatkan, malah lumpur yang naik ke permukaan.

Selain itu, sumber air diperoleh dengan cara pengeboran atau pembuatan sumur bor tidak mencapai kedalaman maksimal, sehingga air tidak bisa naik keatas dengan baik karena tercampur lumpur.

Karena saat pengeboran tidak ada air yang didapatkan, maka kontraktor membiarkan proyek dengan anggaran fantastis itu terbengkalai.