Baru Dibangun, Gorong-Gorong Perempatan SMEA Rusak

Gorong-gorong perempatan SMEA yang dipalang karena sedang dalam perbaikan atau pemeliharaan. (Foto:Mega/TN)

TEROPONGNEWS. COM – Baru hitungan hari, proyek pembangunan gorong-gorong yang berada di jalan pendidikan KM. 8 masuk kelurahan Malaingkedi mulai rusak, padahal pengerjaan gorong-gorong tersebut telah selesai pada awal November 2020.

Dari pantauan media ini, gorong-gorong kembali dipalang karena sedang dalam pemeliharaan atau perbaikan, akibatnya akses jalan dari KM. 8 masuk menuju jalan Arteri itu tidak dapat dilewati.

Anton, salah satu pengendara roda empat mengatakan bahwa ia harus mengalami kendala dalam pekerjaan. Sebab, akses jalan tercepat dari arteri menunjukkan KM. 8masuk adalah melewati perempatan SMEA tersebut.

“Masa jalan baru jadi beberapa hari yang lalu sudah di palang lagi karena rusak, kita yang mempunyai pekerjaan disekitar arteri mengalami kendala saat mengantarkan barang di KM. 8 masuk, jadi terpaksa harus putar arah lagi, “ucapnya kepada media ini.

Senada dengan pengendara lainnya, Rika, ia mengeluhkan akses jalan tersebut tidak kunjung selesai dibangun dan ketika sudah rampung malah rusak kembali.

“Waktu itu saya tidak bisa lewat karena jalannya dipalang atau sedang dalam perbaikan, pas sudah dibuka tidak lama rusak lagi. Saya harus memutar jauh lagi untuk pulang ke rumah, ” Keluhnya.

Sementara itu Kabid Bina Marga PU kota Sorong, Agustinus Howay yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (9/11/2020) membenarkan bangunan gorong-gorong itu rusak, sebab mengalami penurunan beberapa centi meter di bagian permukaan. Akibatnya, permukaan gorong-gorong tidak rata karena mengalami penurunan.

Kondisi gorong-gorong perempatan SMEA yang rusak akibat dilewati oleh kendaraan dengan muatan berlebih. (Foto:Ist/TN)

“Usia beton belum cukup umur sudah dilalui oleh kendaraan yang memuat beban berlebihan. Akhirnya kita bongkar dan bangun ulang karena masih masuk dalam pemeliharaan. Ideal umurnya itu adalah 28 hari setelah selesai dikerjakan,”jelas Agustinus Howay.

Agustinus juga menyebutkan, KM. 8 masuk merupakan kawasan dengan tingkat lalu lintasnya yang tinggi, apalagi jalur menuju arteri yang banyak usaha pergudangan. Sehingga banyak kendaraan yang melintas di perempatan SMEA.

“Sangat disayangkan juga, karena masyarakat ngotot untuk lewat makanya kita buka padahal belum cukup umur gorong-gorongnya. Masyarakat mengeluh harus putar jauh, selain itu juga karena faktor keamanan di sekitar KM. 8 masuk, ” pungkasnya.