Bamsoet: New Normal Harus Bisa Cegah Gelombang Kedua Pandemi Covid-19

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet). Foto : Ist.

Jakarta, TN – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan ada dua konsekuensi dari penerapan new normal. Pertama adalah pemulihan kehidupan berkelanjutan yang harus menjadi target bersama. Konsekuensi kedua adalah kegagalan new normal yang bisa mengakibatkan terjadinya gelombang kedua penularan Covid-19.

“Kedua konsekuensi itu ditentukan oleh perilaku masyarakat sendiri. Sedangkan peran aparatur pemerintah bersama TNI dan Polri di ruang publik sebatas menjadi faktor pendorong kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan new normal. Siapa pun tidak boleh meremehkan potensi ancaman dari Covid-19, sehingga kepatuhan pada protokol kesehatan bersifat mutlak,” tegas Bamsoet di Jakarta, Minggu (31/05).

Mantan Ketua DPR RI ini mengajak semua elemen masyarakat mencegah kegagalan new normal dengan tekad kuat dan kesadaran penuh mematuhi protokol kesehatan. Terlebih, masyarakat di empat provinsi serta 25 kabupaten/kota akan menerapkan new normal dalam beberapa hari mendatang. 

“Sukses new normal menjadi pertanda keberhasilan masyarakat memutus rantai penularan Covid-19. Sebaliknya, jika new normal gagal, semua harus bergerak mundur lagi karena bergulat memerangi gelombang kedua penularan Covid-19,” urai Bamsoet.

Kepala Bela Negara FKPPI ini mencontohkan pengalaman warga kota Seoul di Korea Selatan (Korsel) sebagai pembelajaran. Hanya dua minggu setelah menerapkan new normal pada 6 Mei 2020, pemerintah Korsel memberlakukan lagi pembatasan sosial selama dua minggu di Seoul, mulai tanggal 29 Mei 2020 hingga 14 Juni 2020.

“Pembatasan sosial di Seoul kembali diberlakukan karena terjadi gelombang kedua penularan Covid-19 dari kluster baru yang terdeteksi ibukota negara itu. Ruang publik di Korsel kembali ditutup, sedangkan sektor bisnis diminta lebih berhati-hati mengatur jam kerja. Pandemi gelombang kedua ini harus kita cegah agar tidak terjadi di Indonesia,” tandas Bamsoet.

Karena itu, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mendorong masyarakat bertekad menghindari pengalaman buruk warga Kota Seoul. New normal yang akan diterapkan di empat provinsi serta 25 kabupaten/kota harus sukses dan produktif, sehingga pemulihan kehidupan bisa terus berlanjut di tengah Pandemi Covid-19.

‘’Saya yakin dan percaya bahwa setelah sekian lakma merasakan ketidaknyamanan karena pembatasan sosial, semua elemen masyarakat tentu lebih memilih konsekuensi pemulihan kehidupan yang berkelanjutan. Pemulihan kehidupan berarti karyawan bisa mulai bekerja lagi, beribadah di rumah-rumah ibadah, pasar aktif lagi sebagai titik temu penjual dan pembeli, hingga peluang bagi anak dan remaja kembali ke sekolah atau kampus,’’ pungkas Bamsoet.