14,412 kali dilihat
TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Politisi Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono angkat suara terkait pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani beberapa waktu lalu.
“Saya harus meluruskan pernyataan Menteri Keuangan yang menyebut dunia dalam keadaan krisis dan bahkan banyak pejabat negara yang mengatakan bahwa tahun 2023 adalah tahun yang tidak menentu. Pernyataan tersebut saya anggap tidak benar dan tidak berdasar,” kata Bambang Haryo dalam unggahannya yang dikutip melalui instagram pribadinya @bambangharyos.
Ia menyangkal hal itu, karena dirinya telah berusaha membuktikan dengan mengunjungi beberapa negara di Asia dan Eropa. Ternyata, lanjut dia, semua negara yang dikatakan kondisinya parah oleh beberapa pejabat negara di Indonesia, misalnya: Inggris, Jerman, Jepang, Malaysia, Vietnam, China semuanya dalam keadaan baik-baik saja dari sisi ekonominya.
“Dan bahkan hampir semua negara mengalami perbaikan ekonomi signifikan dan tidak ada krisis pangan di hampir semua negara di dunia seperti halnya di Vietnam tahun 2022 tumbuh ekonominya sangat tinggi sebesar 8,02 persen dan bahkan naik daripada tahun 2019 sebesar 7,02 persen; juga Philipina tahun 2022 pertumbuhan ekonominya sebesar 7,6 persen dari tahun 2019 sebelum pandemi covid sebesar 6,12 persen; juga Malaysia di tahun 2022 ekonominya tumbuh 8,7 persen naik dibanding tahun 2019 yang hanya sebesar 4,41 persen dan bahkan pertumbuhan ekonomi Malaysia tahun 2022 adalah yang tertinggi kurun waktu 22 tahun semenjak tahun 2000,” jelas Bambang Haryo.
Bahkan, Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini menyebut Inggris-pun sebagai negara maju yang biasanya hanya naik sebesar tidak lebih dari 1,5 persen, di tahun 2022 naik pertumbuhan ekonominya sebesar 4,1 persen bahkan lebih tinggi dari tahun 2019 sebesar 1,6 persen. Dan pertumbuhan ekonomi Inggris di tahun 2022 adalah yang tertinggi selama kurun waktu 30 tahun dan mereka mempunyai target ekonominya akan tumbuh di tahun 2023 lebih tinggi dari tahun 2022.
“Demikian juga masalah krisis pangan juga tidak benar, karena negara-negara produksi pangan yang terbesar seperti: China, Amerika, India, Thailand, Vietnam, Malaysia dan negara-negara pangan seluruh dunia tidak ada perubahan produksi pangannya, dan bahkan ada beberapa negara yang menargetkan tahun 2023 mengalami kenaikan lebih tinggi seperti: China, India dan Vietnam,” tuturnya.
Untuk itu dirinya berharap, Menkeu beserta seluruh pejabat negara tidak menakut-nakuti rakyat dengan berita yang tidak benar, karena dikhawatirkan akan menjadikan perlambatan ekonomi di Indonesia akibat adamya kehati-hatian pelaku usaha untuk melakukan ekspansinya.
“Bahkan rakyat, akan mengurangi kegiatannya yang bisa menumbuhkan ekonomi dan ini tentu dikuatirkan akan memperlambat dan bahkan menghancurkan ekonomi yang ada di Indonesia,” tandasnya.