Arya Sinulingga Sebut tidak Fair Jika Kebutuhan BBM bagi Mobil Orang Kaya Dibebankan ke Rakyat

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Foto Tempo.co.

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA- Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, tidak adil jika kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi pengendara mobil mewah dibebankan ke rakyat. Menurutnya, kebutuhan BBM bagi masyarakat menengah ke atas ini bukan yang disubsidi pemerintah.

Karena sejatinya kebutuhan BBM yang disubsidi pemerintah itu yang diperuntukan bagi masyarakat menengah ke bawah.

“Ini seharusnya memang, yang namanya BBM untuk orang-orang kaya atau untuk mobil-mobil mewah itu jangan disubsidi,” ucap Arya Sinulingga.

Dia menyebutkan, BBM dengan spesifikasi oktan rendah itu mengikuti harga pasar.
“Harusnya mengikuti harga pasar, karena sangat tidak fair, kalau BBM untuk mobil mewah itu dibebankan ke rakyat untuk pembiayaan mendapatkan BBM. Jadi, semua, khususnya BBM yang tidak disubsidi itu diberikanlah mengikuti mekanisme pasar,” sambungnya.

Dia pun meminta kesadaran para pemilik mobil mewah untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi. Selain itu, jumlah BBM bersubsidi yang terbatas, pihaknya terus mendorong agar masyarakat dengan ekonomi ke atas bisa siap mengikuti harga pasar yang ditentukan.

“Dan ada kesadaran juga bagi mereka pemilik kendaraan mewah ini untuk bersiap-siap juga untuk selalu mengikuti harga pasar. Itu yang kita dorong ke sana arahnya. Kita dorong mereka untuk menggunakan BBM yang bukan disubsidi. Kemudian BBM tersebut juga mengikuti harga pasar yang terjadi, baik naik maupun turun. Jangan membebani rakyat dengan mobil mewahnya,” tegasnya.

Adapun kenaikan harga BBM nonsubsidi ini telah ditetapkan Pertamina sejak 3 Maret 2022 lalu, terutama untuk jenis Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite.

Hal itu dilakukan disesuaikan dngan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai lebih dari 100 dolar AS per barel. Tahun ini Pertamina sudah dua kali menaikkan harga BBM nonsubsidi dalam kurun waktu tak sampai sebulan yakni pada 12 Februari 2022 dan berlanjut pada 3 Maret 2022.

Harga BBM Nonsubsidi
Produk Pertamax Tubro (RON 98) kini dijual Rp 13.750 per liter. Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 13.4t0 per liter, dan Dexlite (CN 51) menjadi Rp 12.400 per liter untuk wilayah Papua Maluku.

Sebelumnya harga Pertamax Turbo hanya dijual Rp 12 ribu per liter, Dex Rp 11.050 per liter, dan Dexlite Rp 9.500 per liter. Pertamina memastikan harga Pertalite tidak naik meski harga minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik geopolitik antara Rusia dengan Ukraina.

Keputusan tidak menaikkan harga Pertalite itu diambil demi menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli. karena masyarakat banyak menggunakan Pertalite. Pada 2021, Kementerian ESDM mencatat angka realis konsumsi Pertalite sebesar 23 juta kiloliter dan merupakan BBM jenis bensin yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Konsumsi Pertalite mencapai 79 persen, di antara BBM jenis Bensin lainnya, seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Premium.