Berita

Anggota DPRD Papua, Fauzun Nihayah Segera Hadirkan Kelas Politik Perempuan di Merauke

×

Anggota DPRD Papua, Fauzun Nihayah Segera Hadirkan Kelas Politik Perempuan di Merauke

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Papua, Fauzun Nihayah. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Anggota Komisi V DPRD Papua, Fraksi NasDem Dapil 7, Fauzun Nihayah segera membuka Kelas Politik Perempuan di wilayah Selatan Papua.

1498
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Ia terdorong setelah melihat sangat minimnya keterwakilan perempuan di Selatan Papua yang terjun dalam dunia politik, khususnya menjadi anggota legislatif. Tujuannya membangun kesadaran perempuan berpolitik melalui Sekolah Politik Perempuan tersebut.

“Saya buka kelas politik karena saya melihat keterwakilan perempuan di politik sangat minim. Artinya, saya merasa sukses ketika saya juga bisa menghadirkan perempuan-perempuan yang lain,” demikian pernyataan ini disampaikan Anggota DPRD Papua Fauzun Nihayah saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (5/4/2022).

Dirinya berharap, dengan kelas politik nantinya akan merangkul kelompok kaum hawa untuk berperan di semua lini terutama kebijakan publik. Rencananya, kelas politik akan resmi dibuka tanggal 21 April bertepatan dengan Hari Kartini yang dipusatkan di Kota Merauke.

“Pusatnya nanti di Rumah Aspirasi Partai NasDem H. Sulaeman L. Hamzah. Karena itu rumah rakyat, rumah pendidikan dan komitmen saya dan Pak Sulaeman, kita jadikan Rumah SDM Papua yang ada di selatan,” pungkasnya.

Sekolah Politik Perempuan ini, berlaku untuk semua perempuan baik orang asli Papua maupun perempuan nusantara lainnya yang tertarik pada politik dan ingin bergabung untuk mendapatkan pengetahuan dalam politik. Sementara untuk kuota yang akan direkrut sekitar 30 peserta dengan syarat sudah lulus SMA dan punya komitmen untuk mengikuti sampai selesai.

Sebelum masuk pada ilmu politik, akan didahului dengan materi tentang apa itu gender, yang di dalamnya membahas tentang kiprah perempuan. Sehingga dirinya juga akan menggandeng aktifis perempuan atau jaringan perempuan untuk berkolaborasi mematangkan pemahaman peserta tentang gender.

“Artinya perempuan harus bisa mengadvokasi dirinya sendiri,” imbuhnya.

Kelas politik ini akan dijadwalkan satu kali dalam sebulan. “Harapannya dari sekolah politik perempuan akan muncul bibit-bibit baru perempuan yang mau berpolitik, mau mengambil kebijakan strategis dan terlebih lagi tidak kalah bersaing dengan laki-laki bahwa perempuan itu mampu, perempuan itu bisa,” tandasnya.