TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Selepas blusukan pasangan Ridwan Kamil -Suswono (RIDO) ke Kepulauan Seribu, teknologi desalinasi mencuat ke permukaan, terutama untuk kebutuhan air bersih masyarakat di daerah pesisir Jakarta.
Juru Bicara pasangan RIDO, Mulya Amri menjelaskan, program yang akan diusung oleh Pasangan RIDO mengenai air bersih untuk warga di Kepulauan Seribu. Teknologi desalinasi yang digunakan untuk mengubah air asin menjadi air tawar ternyata sudah diterapkan di beberapa pulau di Kepulauan Seribu.
Mulya Amri menyebut teknologi desalinasi atau Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) pada intinya bisa dijadikan air minum yang merupakan hasil penyaringan berteknologi tinggi yang memang sudah lama digunakan.
“Itu sebetulnya teknologi sudah lama. Memang dulu itu yang menjadi masalah adalah masih mahal. Tapi seiring waktu itu teknologi akan berkembang. Sehingga biayanya itu sudah terjangkau,” ungkap Mulya ketika dihubungi.
Mengenai teknologi desalinasi, menurut Mulya Amri, sebetulnya bukan sesuatu hal yang baru diterapkan di Kepulauan Seribu. Namun, sudah dijalankan di beberapa pulau di sana.
“Tapi mungkin belum banyak yang tahu, sehingga ketika orang-orang yang mendengar Bang Ridwan Kamil mengucapkan hal seperti itu, maka menjadi sesuatu hal yang baru,” ucap Mulya Amri
Merujuk data dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta pada tahun 2018, Sudah ada empat pembangunan SWRO untuk air laut. Itu sudah diterapkan di Pulau Pramuka, Pulau Kelapa II, Pualu Payung, dan Pulau Panggang.
“Itu sudah mendekati 1.000 sambungan rumah. Di Pulau Panggang itu ada 520 sambungan rumah, di Pulau Pramuka ada 273 sambungan rumah,” ucap Mulya
PAda tahun 2019, Suku Dinas Air DKI Jakarta juga kembali membangun tiga SWRO di tiga pulau lain. “Ada di Pulau Kelapa Harapan itu bahkan besar sekali, melayani 1.962 sambungan rumah. Di Pulau Tidung itu 1.275 sambungan rumah. Dan ada juga di Pulau Lancang,” tambah Mulya
Apalagi, merujuk dari artikel jurnal ilmiah, ternyata sejak tahun 1995 pemerintah pusat sudah melakukan uji coba untuk mengembangkan fasilitas SWRO yang diterapkan di Pulau Pari. Kemudian dilakukan penelitian oleh peneliti BRIN sejak dua tahun lalu.
“Mereka melakukan survei terhadap 317 responden di Pulau Pari. Dan disana diketahui bahwa mayoritas masyarakat itu yang dilakukan survei di sana itu bahkan sudah menggunakan air dari hasil reverse osmosis. Untuk air minum dan masak,” ungkap Mulya
“Jadi untuk minum itu sudah lebih banyak yang jauh lebih banyak yang menggunakan air dari reverse osmosis termasuk juga untuk masak. Dan itu merupakan suatu hal yang sangat mengembirakan,” tambahnya
Maka itu, dengan pengalaman serta pemikiran yang inovatif, kata Mulya Amri, pasangan RIDO memiliki keunggulan dengan menawarkan ide – ide yang mungkin belum banyak masyarakat Jakarta ketahui sepenuhnya.
“Sebagian orang yang belum paham itu menganggap ini terlalu mengada-ada, ini mimpi gitu. Tapi sebetulnya ini sama sekali bukan mimpi. Ini sudah diterapkan di Pulau Seribu, sudah ribuan masyarakat Pulau Seribu yang mendapatkan manfaat dari program tersebut,” tegasnya
“Jadi untuk menyelesaikan masalah di Jakarta memang pemimpinnya itu harus yang siap untuk bekerja. Siap untuk berpikir kreatif, siap untuk ribet. Jadi kami sangat mengapresiasi bahwa memang inilah yang dibutuhkan oleh Jakarta sekarang,” imbuhnya.