Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaDaerahPendidikan

Puncak Perayaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Banjar

×

Puncak Perayaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Banjar

Sebarkan artikel ini
Puncak Perayaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Banjar. Foto: ist.
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar Puncak Perayaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Banjar pada 11 s.d. 14 November 2024 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Jenis perlombaan pada FTBI Banjar Tahun 2024 ini meliputi: lomba menulis cerita pendek, menulis puisi, lomba bakisah, lomba bapandung, dan lomba berpidato. Seluruh jenis perlombaan untuk jenjang sekolah dasar dan menengah.

Example 300x600

Hadir secara daring, Kepala Pusat Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, mengungkapkan bahwa FTBI yang diselenggarakan ini telah masuk dalam manajemen talenta nasional.

“Sehingga para juara FTBI berhak mendapatkan pengakuan dan serifikasi setara dengan pemenang olimpiade sains, matematika, seni budaya dan lain-lainnya yang digagas oleh Pusat Prestasi Nasional,” ucap Imam pada Kamis (14/11/2024).

“Harapannya tunas-tunas bahasa ini merasa bangga dan percaya diri dalam menggunakan bahasa daerahnya,” lanjutnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, Husnul Khatimah, menyampaikan bahwa sebagai generasi penerus, seluruh elemen masyarakat, termasuk anak-anak memiliki tanggung jawab besar untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan bahasa daerah.

“Melalui kegiatan seperti FTBI ini, kita tidak hanya mengenalkan bahasa dan sastra daerah kepada generasi muda, tetapi juga membentuk karakter dan jiwa cinta budaya dalam diri mereka,” kata Husnul yang hadir mewakili Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan.

Husnul berharap, pelaksanaan festival ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya dengan semakin banyak partisipasi dari generasi muda.

“Melalui upaya kolektif ini, kita bisa memastikan bahwa Bahasa Banjar akan terus hidup dan berkembang, sehingga anak cucu kita kelak dapat mengenal dan mencintai identitas budaya yang mereka miliki,” tuturnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Armiati Rasyid, membuka kegiatan FTBI, pada Senin (11/11). Pembukaan FTBI ditandai dengan penyematan samir kepada perwakilan peserta festival. Simbolis penyematan ini merupakan cita-cita tumbuhnya tunas-tunas bahasa Banjar yang akan melestarikan bahasa daerah.

Armiati dalam sambutannya, menyampaikan sebuah hasil penelitian dari UNESCO pada tahun 2005. “Anak yang memulai pendidikan mereka dengan bahasa Ibu menapakkan langkah awal yang lebih baik dan akan berlanjut untuk berprestasi lebih baik pula dibandingkan dengan mereka yang ketika di sekolah menggunakan bahasa baru (yang bukan bahasa ibu),” imbuh Armiati.

Lebih lanjut, Armiati mengatakan bahwa terdapat empat manfaat dari penerapan bahasa daerah. Pertama, mengoptimalkan kognitif anak (pembelajaran bahasa Ibu membantu merangsang perkembangan otak, meningkatkan fleksibilitas kognitif dan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan keterampialn berpikir abstrak dalam memecahkan masalah dan kreativitas.

Kedua, pondasi untuk mempelajari bahasa lain (memungkinkan transfer keterampilan linguistik bahasa lainnya, lebih mudah mempelajari bahasa kedua atau ketiga) sehingga mendukung pendidikan multibahasa.

Ketiga, mengembangkan identitas dan kecerdasan emosional (memperkuat identitas budaya, membantu generasi muda menghargai warisan budaya mereka untuk pengembangan rasa percaya diri dan harga diri yang sehat).

“Dengan bahasa ibu, anak-anak kita akan memiliki kekayaan ungkapan emosional dan idiomatik yang dapat meningkatkan pemahaman emosional dan empati yang dapat membantu dalam interaksi sosial yang lebih baik. Ekspresi yang diperuntukkan oleh anak-anak kita sebagai bentuk pemahaman mereka tentang bahasa ibu dan budaya Banjar,” kata Armiati.

Keempat, meningkatkan keterlibatan sosial dan integrasi komunitas (anak-anak yang memahami bahasa Ibu cenderung lebih terlibat dalam komunitas dan budaya mereka).

Dalam kesempatan tersebut, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan turut memberikan penghargaan dan apresiasi kepada Tim Guru Utama dari Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang menginsiprasi dalam penyelenggaraan revitalisasi bahasa daerah. Beberapa indikator yang dilihat yaitu, pertama, laporan aktivitas pengimbasan secara berkala; kedua, program inovasi untuk mendukung revitalisasi bahasa daerah; ketiga, jumlah partisipan RBD, keempat, kemampuan kolaborasi dengan mitra dalam mengembangkan bahasa daerah; dan kelima, kemampuan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan pemerintah daerah dan dinas pendidikan untuk melakukan upaya pengembangan dari proses pengimbasan revitalisasi bahasa daerah.

Kegiatan FTBI diselenggarakan sebagai bentuk perayaan, apresiasi, dan sosialisasi pembelajaran Bahasa Banjar yang telah dilakukan pada tahun 2024. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 130 peserta tingkat SD dan SMP dari 13 kabupaten/kota, para pejabat dinas pendidikan yang berada di lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan, akademisi, guru utama, guru imbas, pendamping, sastrawan, dan budayawan serta orang tua siswa.

Dewan juri yang ditugasi dalam FTBI Banjar ini meliputi: sastrawan, akademisi, asosiasi tradisi lisan, dan perwakilan dari Dewan Kesenian Banjar. Harapannya setiap penilaian yang diberikan seobjektif mungkin dengan penilaian yang telah ditentukan dalam tiap-tiap jenis perlombaan.

Setiap siswa yang menjadi pemenang mendapat penghargaan dan uang pembinaan sebagai bentuk apresiasi dalam kesungguhannya mengikuti festival itu. Selain itu, para pemenang pertama akan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu Nasonal (FTBIN) yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 2025.

Example 300250
Example 120x600