TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Universitas Borobudur, bekerja sama dengan Yayasan Meira Visi Persada, sukses mengadakan The 4th Multidisciplinary International Conference (MIC) bertema “Optimizing Artificial Intelligence to Advance Sustainable Development in Multidisciplinary Fields”. Konferensi ini menghadirkan para ahli dari tiga benua dan tujuh negara untuk berdiskusi mengenai pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Yayasan Meira Visi Persada, Ibu Meida Racmawati, SE, MM, MH, PhD, yang menekankan pentingnya kolaborasi multidisiplin dalam mengatasi tantangan masa depan. Prof. Dr. H. Faisal Santiago, SH, MM, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Borobudur, serta Dr. Suhardi, SE, MSe, Ak, CA, Rektor Universitas Pertiba, sebagai perwakilan dari co-host The 4th MIC, turut memberikan sambutan. Prof. Ir. H. Bambang Bernathos, M.Sc., Rektor Universitas Borobudur, kemudian meresmikan pembukaan konferensi.
Pada sesi pertama, empat keynote speaker internasional menyampaikan materi yang mendalam. Lilly D. Engineer membahas pentingnya integrasi data medis untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, sedangkan Herie Saksono berbagi perspektif tentang transformasi digital inklusif di wilayah kepulauan Indonesia. Dr. Yusharto Huntoyungo menyoroti peran AI dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), sementara Rania Lampou menyajikan revolusi pembelajaran berbasis teknologi.
Sesi utama kedua membahas lebih lanjut tentang inovasi dan keberlanjutan. Muktar Bello, Ph.D. memaparkan konsep desain berpusat pada manusia (Human-Centered Design), Wahyu Caesarendra, Ph.D. menguraikan penerapan teknologi Machine Vision berbasis AI dalam industri pangan Indonesia, dan Dr. Mohd Faiq Abd Aziz menekankan pentingnya peran sumber daya manusia (HR) untuk mendukung keberlanjutan organisasi. Diskusi ini menggali bagaimana kreativitas dan teknologi dapat saling melengkapi untuk solusi masa depan.
Pada sesi ketiga, topik pendidikan, hukum, dan teknologi dikupas lebih lanjut. Cinderella Javier membahas pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu, Dr. Intan Soeparna menyoroti hubungan antara hukum, pembangunan berkelanjutan, dan AI, sementara Prof. Dr. Ade Saptomo, S.H., M.Si. membahas pluralisme hukum di era digital dan interaksi antara berbagai sistem hukum di Indonesia.
“Konferensi ini juga menyelenggarakan Parallel Session, di mana 215 presenter dari berbagai bidang berbagi hasil penelitian dan inovasi mereka dalam dua sesi yang masing-masing terbagi menjadi 11 grup, dipandu oleh moderator. Sesi paralel ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertukar ide dan berkolaborasi,” dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima TeropongNews.
The 4th MIC ini berhasil menciptakan ruang bagi para profesional dari berbagai disiplin ilmu untuk bertukar gagasan dan membangun kolaborasi lintas bidang, yang diharapkan dapat mendorong inovasi demi tercapainya pembangunan berkelanjutan.