TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah mengalirkan dana sebesar Rp113,59 triliun atau 8,37 kali dibandingkan dengan modal disetor melalui pembiayaan dan sekuritisasi sampai dengan Semester I-2024.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menjelaskan, aliran dana tersebut menegaskan peran strategis perseroan sebagai penyedia likuiditas bagi lembaga penyalur pembiayaan perumahan, sehingga proses penyaluran pembiayaan kepada masyarakat berjalan optimal.
Ia berujar, langkah ini diharapkan dapat mengakselerasi pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
“Kami melihat kondisi pasar primer perumahan masih menghadapi tantangan, akan tetapi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga, peluang untuk pasar perumahan pada umumnya masih terbuka,” kata Ananta dalam keterangannya dikutip Rabu (2/10/2024).
Sejalan dengan tujuan SMF untuk pengentasan backlog perumahan, sebagai fiscal tools pemerintah, sejak 2018 sampai dengan Juni 2024 SMF telah menyalurkan porsi 25% KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp24,07 triliun yang setara dengan 654.430 unit rumah. Dibandingkan kinerja semester 1-2023, kinerja porsi 25% FLPP SMF meningkat 9,67% YOY.
Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo melanjutkan, angka di atas menunjukkan Perseroan telah menyalurkan dana dengan multiplier 2,58 kali dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diterima khusus untuk FLPP yaitu sebesar Rp9,33 triliun.
“Ini merupakan upaya perseroan dalam berkontribusi terhadap pengurangan beban fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta mendorong akses masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah layak huni yang terjangkau,” tuturnya.
Ia memastikan, perseroan mengoptimalkan ketersediaan dana melalui penerbitan obligasi untuk mendukung target penyaluran pembiayaan perumahan, guna memastikan pendanaan yang lebih efisien dengan bunga yang kompetitif, dan memperkuat sektor perumahan di Indonesia.
Hingga Semester I 2024, SMF telah menerbitkan obligasi sebanyak enam kali dengan total nilai Rp7,68 triliun, termasuk social bonds sebesar Rp3,5 triliun untuk pendanaan KPR FLPP.
Dengan demikian, dari awal penerbitan surat utang negara (SUN) tahun 2009 sampai dengan bulan Juni 2024 telah dilakukan 63 kali penerbitan dengan jumlah Rp64,95 triliun, terdiri dari 50 kali penerbitan obligasi/sukuk (penawaran umum) sebesar Rp60,16 triliun.
Kemudian, 12 kali Medium Term Notes (Penawaran terbatas) sebesar Rp4,67 triliun (termasuk di dalamnya penerbitan Sukuk Mudharabah SMF I melalui penawaran terbatas), dan satu kali penerbitan Surat Berharga Komersial sebesar Rp120 miliar.
“Ke depan, SMF berencana untuk menerbitkan surat utang atau sukuk tambahan, baik konvensional maupun berbasis sosial, dengan memperhatikan kondisi pasar dan suku bunga,” katanya.