TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta didukung pendanaan dari Uni Eropa melalui KfW telah menyelesaikan Studi Pemetaan Potensi Off-taker Refuse Derived Fuel (RDF) di Indonesia.
RDF adalah bahan alternatif yang mudah terbakar, berasal dari sampah atau limbah rumah tangga dan bisnis, sebagai solusi pengganti batu bara.
Simbolis penyerahan Studi Pemetaan Off-taker Potensial RDF di Indonesia dilakukan oleh PT SMI bersama KLHK dan Uni Eropa kepada perwakilan asosiasi industri, asosiasi pemerintah kota dan kabupaten, serta instansi pemerintah pusat.
Direktur Pembiayaan Publik & Pengembangan Proyek Faaris Pranawa PT SMI menuturkan, Studi Pemetaan Potensi Off-taker menjadi langkah penting dalam percepatan pengembangan fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif RDF, guna mencapai target pengurangan emisi sektor limbah pada tahun 2030.
Ia berujar, studi ini merupakan bagian dari program Support for Infrastructure Investment in Indonesia (S4I) yang bertujuan untuk mempercepat pengembang infrastruktur perkotaan dan energi baru terbarukan (EBT), termasuk di dalamnya sektor pengolahan sampah di Indonesia.
Menurut Faaris Pranawa, sinergi lintas sektor penting dilakukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur hijau di Indonesia.
“Dan mendorong pemerintah daerah mengimplementasikan teknologi pengelolaan sampah tepat guna,” kata Faaris Pranawa dikutip dari akun Instagram/@ptsmi_id di Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Faaris Pranawa berkata, studi ini diharapkan dapat menjadi pedoman awal dalam pemetaan potensi investasi pembangunan fasilitas pengelolaan sampah menjadi RDF, sehingga dapat mendorong percepatan perbaikan kualitas lingkungan.
“Melalui kolaborasi ini, PT SMI siap mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor pengelolaan sampah melalui berbagai instrumen yang ada sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan (SMV Kemenkeu),” tuturnya.
Sebagai bentuk komitmen Indonesia terhadap pengendalian perubahan iklim, pemerintah menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor limbah sebesar 40 Mton CO2eq pada CM1 dan 43,5 Mton CO2eq pada CM2 pada tahun 2030.
“Melalui kolaborasi ini PT SMI akan mendukung berbagai inisiatif yang sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi GRK sekaligus menjaga kesehatan lingkungan perkotaan,” katanya.