TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Kabinet Merah Putih baru saja diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan jumlah anggota kabinet mencapai lebih dari 100 orang.
Founder Indonesia Industry Outlook Yuswohady mengatakan di tengah penurunan daya beli masyarakat yang berakibat terjadinya deflasi lima bulan berturut-turut, serta fenomena rontoknya kelas menengah, sudah seharusnya pemerintah Prabowo-Gibran Rakabuming Raka perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Indonesia sedang menghadapi gelombang PHK di berbagai sektor, yang berimbas pada peningkatan pengangguran serta penurunan daya beli masyarakat,” kata Yuswohady dikutip dari rilis pers resmi di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Ia menekankan, selama lima bulan terakhir, Indonesia mengalami deflasi, yang mencerminkan lemahnya permintaan domestik.
Situasi ini diperburuk oleh ketidakpastian ekonomi global, termasuk dampak dari perlambatan ekonomi dunia dan fluktuasi harga komoditas.
“Kelas menengah, yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional, saat ini berada dalam posisi rentan. Data BPS menunjukkan jumlah kelas memengah terus menurun hingga 10 juta dalam 5 tahun terakhir,” ujarnya.
Yuswohady menandaskan, dalam riset terbarunya melalui “Indonesia Market Outlook 2025”, 67% calon kelas menengah (aspiring middle class) mengaku mengalami penurunan daya beli.
“Karenanya, hal pertama yang harus dilakukan oleh kabinet baru Prabowo Gibran adalah memulihkan daya beli masyarakat yang anjlok beberapa waktu terakhir,” ujarnya dalam Press Conference Indonesia Industry Outlook 2025 dengan tema Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul?.
Senada dengan Yuswohady, Ekonom senior Dr. Aviliani meminta pemerintahan Prabowo-Gibran harus fokus memberikan insentif kepada pelaku usaha, khususnya UMKM untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah agar kembali normal.
“Ekonomi kita ditopang oleh sektor konsumsi, ketika daya beli melemah maka ekonomi akan bergejolak,” kata Avi.