Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Keberhasilan Pengabdian Masyarakat ITB dalam Penyediaan Air Bersih di Misool Barat, Papua Barat Daya

×

Keberhasilan Pengabdian Masyarakat ITB dalam Penyediaan Air Bersih di Misool Barat, Papua Barat Daya

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, WAISAI – Dalam misi pengabdian masyarakat yang penuh tantangan, Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan perubahan besar bagi warga di Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Tim pemboran air bersih ITB yang dipimpin oleh Dr.rer.nat. Widodo, bersama Dr. Eng. Arno Adi Kuntoro, Mohammad Farid, Ph.D., dan Dr. Rofiq Iqbal, bekerja di tiga kampung terpencil: Gamta, Magey, dan Kapatcol.

Example 300x600

Tim berhasil menemukan dan memanfaatkan sumber air bersih yang kini bisa diakses oleh ratusan warga, menjadi solusi yang sangat dinantikan untuk krisis air bersih di daerah ini.

Proyek ini membawa tantangan yang sangat kompleks, terutama dalam hal pengangkutan alat pengeboran yang beratnya lebih dari 10 ton, meliputi mesin bor, generator, dan alat ultrafiltrasi.

Logistik ini mencakup perjalanan dari Bandung ke Sorong, Papua Barat Daya, sebelum dilanjutkan dengan perjalanan laut menuju Misool Barat, salah satu wilayah paling terpencil di Indonesia. Setelah peralatan tiba, tantangan lain muncul dalam bentuk medan yang sulit, kondisi cuaca yang berubah-ubah, dan masalah teknis di lapangan.

Proses Pemboran dan Pemasangan Teknologi Air Bersih

Setibanya peralatan di lokasi, tim ITB segera memulai pengeboran di tiga lokasi utama: Kampung Gamta, Magey, dan Kapatcol. Teknologi pengeboran dalam digunakan untuk menembus lapisan tanah berpasir di kawasan pesisir.

Setiap titik pengeboran berhasil mencapai sumber air bersih yang telah diuji secara ketat untuk memastikan kelayakannya bagi konsumsi masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas air, teknologi ultrafiltrasi dikembangkan oleh Prof. I Gede Wenten dari ITB, yang bekerja dengan menyaring partikel kecil, bakteri, dan zat besi berlebih dari air tanpa menghilangkan mineral yang diperlukan.

Dengan teknologi ini, air yang diambil langsung dari tanah bisa diminum tanpa memerlukan pemrosesan tambahan. Warga kini dapat mengakses air bersih dari keran yang terpasang di setiap kampung, sebuah lompatan besar dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Tantangan Logistik Ekstrem dan Kondisi Medan

Salah satu tantangan paling signifikan dalam proyek ini adalah pengangkutan alat bor seberat lebih dari 10 ton melalui jalur laut dan darat. Kepulauan Misool Barat dipisahkan oleh perairan yang luas, dan peralatan pengeboran harus diangkut dengan kapal melalui lautan yang sering tidak bersahabat karena cuaca buruk. Setelah tiba di pulau-pulau tersebut, peralatan harus dipindahkan dari dermaga menuju lokasi pengeboran yang aksesnya terbatas dan sulit ditembus oleh kendaraan besar. Bukit pasir, tebing, dan dataran rendah berpasir di lokasi pengeboran menambah tantangan.

Tantangan lain muncul saat tim harus memindahkan peralatan dari satu kampung ke kampung lain yang dipisahkan oleh lautan. Proses mob-de-mob ini melibatkan pembongkaran, pengangkutan, dan pemasangan ulang peralatan, yang memakan waktu dan energi besar, serta memerlukan koordinasi erat antara tim teknis dan masyarakat setempat.

Masalah Teknis di Lapangan

Selama pengeboran, tim ITB menghadapi masalah teknis serius, termasuk kegagalan mesin bor dan generator. Di salah satu titik pengeboran, generator mengalami kerusakan parah hingga meledak akibat beban kerja yang berat dan kondisi lingkungan yang ekstrem.

Perbaikan memerlukan pengiriman suku cadang dari Sorong, yang menambah waktu dan tantangan logistik karena perjalanan ke kota terdekat memakan waktu hingga 12 jam dengan medan dan cuaca yang sulit diprediksi.

Meski sempat menghambat jalannya proyek, tim berhasil mengatasi masalah ini dengan improvisasi teknis dan kerja sama dengan teknisi lokal serta masyarakat. Ketekunan dan sinergi antara tim ITB dan warga setempat memainkan peran kunci dalam menyelesaikan kendala ini.

Medan Berpasir dan Longsoran

Kondisi tanah di beberapa lokasi pengeboran yang berupa pasir menambah kompleksitas proyek ini. Longsoran tanah sering terjadi selama pengeboran, yang mengakibatkan menara dan mesin bor tidak dapat berdiri tegak, sehingga perlu dilakukan penyesuaian berkali-kali.

Tim ITB harus menggunakan teknik perkuatan tanah untuk memastikan stabilitas alat berat. Meskipun proses pengeboran sempat terhambat, melalui kerja sama sinergis antara masyarakat dan tim teknis, tantangan ini berhasil diatasi, dan pengeboran dapat dilanjutkan hingga selesai dengan aman.

Kolaborasi dan Sinergi: Kunci Keberhasilan

Keberhasilan proyek ini tidak akan tercapai tanpa kolaborasi erat antara tim ITB dan masyarakat setempat. Warga kampung Gamta, Magey, dan Kapatcol tidak hanya membantu dalam pengangkutan alat dan peralatan, tetapi juga terlibat aktif dalam proses persiapan dan penyelesaian masalah di lapangan. Kepala kampung dan otoritas Distrik Misool Barat, termasuk Sekretaris Distrik Moh Saleh Wihel, SE, memberikan dukungan penuh dalam logistik dan perizinan, memastikan kelancaran proyek dari awal hingga akhir.

Dampak Langsung bagi Kehidupan Warga

Keberhasilan pengeboran ini memiliki dampak langsung yang sangat besar bagi warga di tiga kampung. Sebelum adanya air bersih, warga harus berjalan jauh untuk mendapatkan air atau mengandalkan air hujan yang seringkali tidak mencukupi, terutama selama musim kemarau. Dengan sumber air bersih yang kini mudah diakses, kualitas hidup masyarakat diperkirakan akan meningkat secara signifikan, terutama dalam hal kesehatan.

Oplus_131072

Dalam acara syukuran di Kampung Kapatcol, salah seorang warga menyatakan, “Kami sangat bersyukur, sekarang kami bisa mendapatkan air bersih dengan mudah, tidak seperti sebelumnya. Ini adalah anugerah besar bagi kami.” Acara ini dihadiri oleh pimpinan desa, tim ITB, dan perwakilan Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITB.

Dukungan Multi-Pihak: ITB, Yayasan LAPI, dan Kemendes PDTT

Proyek pengabdian masyarakat ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Yayasan LAPI, DRPM ITB, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Sinergi antar lembaga ini menjadi contoh sukses dalam memecahkan masalah air bersih di daerah terpencil.

Proyek ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam mendukung RPJMN 2025–2029, yang berfokus pada peningkatan infrastruktur dasar di kawasan tertinggal dan terpencil.

Keberhasilan proyek penyediaan air bersih di Misool Barat tidak hanya memberikan dampak langsung bagi masyarakat setempat, tetapi juga membuka pintu bagi potensi replikasi di wilayah-wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) lainnya di Indonesia.

Melalui program pengabdian masyarakat ini, ITB membuktikan bahwa tantangan besar, seperti medan berat, logistik yang rumit, dan masalah teknis dapat diatasi dengan sinergi antar pemangku kepentingan.

Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITB, yang diwakili oleh Dr. Deny Willy Junaidy, Ph.D., dan Ferdyansyah Poernama, A.Md., menyatakan bahwa proyek ini menjadi model bagi pengembangan daerah lain yang mengalami krisis air bersih.

Keberhasilan proyek di Misool Barat diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak program serupa di wilayah lain di Indonesia yang mengalami tantangan serupa dalam penyediaan infrastruktur dasar.

Dalam jangka panjang, keberlanjutan proyek ini juga diharapkan melalui pelatihan warga lokal untuk memelihara dan mengoperasikan sistem air bersih yang telah dipasang. ITB bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memberikan pelatihan teknis kepada warga, sehingga fasilitas yang telah dibangun dapat berfungsi secara optimal untuk jangka waktu yang lama.

Pemerintah desa dan kampung juga didorong untuk terlibat aktif dalam pemeliharaan dan pengelolaan fasilitas ini demi menjaga keberlanjutan akses air bersih.

Kontribusi dalam Pencapaian RPJMN 2025-2029

Keberhasilan proyek pengeboran air bersih ini merupakan bagian dari upaya nasional dalam mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Dalam kerangka RPJMN, pemerintah menargetkan pengembangan kawasan prioritas yang salah satu fokus utamanya adalah penyediaan infrastruktur dasar, termasuk akses air bersih, di wilayah terpencil dan tertinggal.

Proyek ini juga sejalan dengan tujuan global yang tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan keenam, yakni memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih yang berkelanjutan untuk semua.

ITB melalui program pengabdian masyarakatnya berperan aktif dalam mendukung agenda nasional dan global ini, membuktikan bahwa inovasi teknologi dan kemitraan dapat menjadi solusi nyata dalam menghadapi tantangan pembangunan.

Penutup: Harapan untuk Masa Depan
Dengan tersedianya akses air bersih yang aman dan berkelanjutan di Kampung Gamta, Magey, dan Kapatcol, kehidupan ratusan warga di Misool Barat telah berubah drastis. Air bersih kini menjadi bagian dari keseharian mereka, memberikan harapan baru bagi peningkatan kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup.

Keberhasilan ini juga mengukuhkan peran perguruan tinggi seperti ITB dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini kurang terjangkau oleh pembangunan infrastruktur dasar.

Kolaborasi lintas sektor antara ITB, masyarakat, pemerintah daerah, dan Kemendes PDTT menunjukkan bahwa tantangan sebesar apapun dapat diatasi dengan semangat gotong royong dan inovasi teknologi. Proyek ini menjadi cerminan nyata bahwa program pengabdian masyarakat bukan hanya tentang memberikan bantuan sementara, tetapi tentang menciptakan solusi berkelanjutan yang berdampak positif bagi masa depan.

Masyarakat Misool Barat kini memiliki harapan baru, dan proyek ini menjadi tonggak sejarah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di wilayah terpencil Indonesia. Dengan keberhasilan ini, pintu terbuka bagi pengembangan lebih lanjut di daerah lain yang membutuhkan solusi serupa, membuktikan bahwa dengan kemauan dan kerja sama, krisis air bersih di Indonesia dapat diatasi.

Example 300250
Example 120x600