Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBudayaPendidikan

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Bahas Arkipelagis dalam Membangun Identitas Indonesia

×

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Bahas Arkipelagis dalam Membangun Identitas Indonesia

Sebarkan artikel ini
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid. Foto: ist.
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, mengajak mahasiswa dan akademisi Universitas Hasanuddin, Makassar, untuk mereimajinasikan Indonesia sebagai negara arkipelagis. Dalam kuliah umum yang berlangsung pada Senin (7/10), Hilmar menegaskan pentingnya memposisikan laut sebagai pusat identitas budaya dan ekonomi bangsa.

“Indonesia selama ini lebih didominasi oleh cara berpikir kontinental yang berfokus pada daratan. Sudah saatnya kita mengubah perspektif itu dan melihat laut sebagai ruang yang menghubungkan kita, bukan memisahkan,” kata Hilmar dalam kuliah yang bertajuk “Reimajinasi Indonesia: Berpikir Arkipelagis”.

Example 300x600

Hilmar menjelaskan bahwa konsep arkipelagis berasal dari etimologi kata “arkhi” yang berarti memimpin dan “pelagos” yang berarti laut. Perspektif arkipelagis, lanjutnya, menempatkan laut sebagai ruang relasional yang menyatukan masyarakat dan wilayah yang ada di Nusantara.

“Laut menjadi pusat interaksi sosial, budaya, dan ekonomi yang menghubungkan pulau-pulau dengan identitas yang cair dan plural. Dengan cara pandang ini, Indonesia tidak lagi dilihat sebagai negara yang terbagi-bagi oleh lautan, tetapi justru disatukan olehnya,” jelasnya.

Konsep ini sangat penting untuk mendorong kesadaran bahwa laut adalah pusat dinamika budaya dan ekonomi. Ia juga menekankan pentingnya kearifan lokal dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim dan ketimpangan pembangunan antarwilayah.

Menurut Hilmar, Indonesia Timur memiliki potensi besar, terutama dari segi maritim. Ia mencontohkan bahwa Papua memiliki hutan tropis seluas 30 juta hektar dan mangrove seluas 1,86 juta hektar, yang jika dikelola secara berkelanjutan bisa memberikan nilai ekonomi yang signifikan. Potensi ekonomi ini, kata dia, harus dioptimalkan dengan pendekatan yang berbasis arkipelagis.

*Pendidikan Maritim Sebagai Kunci*

Lebih lanjut, Hilmar menjelaskan bahwa pendidikan maritim menjadi salah satu pilar penting dalam Peta Jalan Kebudayaan yang disampaikan oleh Kemendikbudristek. Pendidikan ini bertujuan untuk mengenalkan masyarakat, khususnya generasi muda, pada pentingnya laut sebagai ruang budaya dan ekonomi.

“Pendidikan maritim harus diperkuat agar generasi muda memahami betapa pentingnya laut sebagai bagian dari identitas kita. Ini adalah langkah awal untuk membangun kesadaran akan potensi besar yang dimiliki oleh laut kita,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Hilmar juga menyinggung pengembangan tenaga ahli dan lembaga kebudayaan yang fokus pada pemajuan budaya maritim. Menurutnya, penelitian tentang sejarah dan potensi ekonomi laut sangat penting untuk mendukung visi Indonesia sebagai negara arkipelagis pada tahun 2030.

Example 300250
Example 120x600