TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Label politik identitas dalam ajang pesta demokrasi sebaiknya jangan digunakan oleh siapapun. Apalagi mengarah ke dikotomi Islam dan umat beragama lainnya, sebaiknya dihilangkan meskipun secara alamiah masyarakat di Papua Barat Daya terdiri atas unsur yang berlatar belakang berbeda. Karena dengan menghilangkan dikotomi tersebut, maka pembedaan bahkan pertentangan antar unsur dapat terhindarkan. Demikian ditegaskan Sirajuddin Bauw kepada Teropongnews.com Jumat (6/2024) di Sorong.
Sirajudin Bauw, S.Ag, M.MPd yang matang dalam dunia pendidikan Islam dengan tegas menetang jika ada pihak yang hanya karena kepentingan politik tega melakukan dikotomi kepada umat beragama.
Sebagai Calon Wakil Gubernur Papua Barat Daya yang mendampingi Bernard Sagrim, mengajak umat muslim agar tidak terkecoh dan terpancing dengan ajakan dan anjuran bahwa hanya kandidat tertentu saja yang menjadi perwakilan umat muslim dalam Pilkada di PBD.
” Jika ada kandidat yang mengklaim hanya dirinya yang mewakili atau mengaku paling layak sebagai representatif umat islam, maka akan celaka jika memilihnya,” ujar Sirajudin.
Sebagai sosok yang konsen terhadap pendidikan agama Islam, Sirajudin Bauw yang mengabdi di Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat tidak rela jika ada pihak tertentu melakukan praktek dikotomi untk kepentingan politik.
Selain dilarang oleh ajaran agam islam, adat juga melarang melakukan dikotomi (mengkotak-kotak, pecah belah) .” Jadi kalau ada yang melakukan hal itu, sudah boleh dipastikan dia bukanlah bagian anak adat,” jelas Bauw.
Bauw menambahkan, dalam konteks keislaman, secara luas yang dicita-citakan Umat Islam, antara lain, memiliki toleransi beragama dan menjaga kerukunan antar-umat beragama untuk memajukan kehidupan kemasyarakatan, yang harmonis, saling menghormati dan menghargai di negeri ini.