Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBudaya

Semarakkan “Merti Dusun”, Padukuhan Ringinsari Maguwoharjo Nanggap Wayang Kulit

×

Semarakkan “Merti Dusun”, Padukuhan Ringinsari Maguwoharjo Nanggap Wayang Kulit

Sebarkan artikel ini

Ki Dalang Marsdya (Purn) Felicianus Henry Bambang Soelistyo, S.Sos. Bawakan Lakon Wahyu Ketentreman, Didampingi Sederet Pesinden

Salah seorang pesinden tengah beraksi melantumkan tembang. Foto - Mastete. Martha
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM,, JOGJA – Dalam rangka memperingati “Merti Dusun” atau Bersih Desa,  sekaligus memperingati HUT RI ke 79, Padukuhan Ringinsari Maguwo DI Yogyakarta, nanggap wayang kulit dengan Ki Dalang Marsdya (Purn) Felicianus Henry Bambang Soelistyo, S.Sos.

Ki Dalang Marsdya (Purn) Bambang Soelistyo tak lain adalah mantan Kepala Basarnas, yang setelah pensiun secara total menggeluti seni wayang. Namanya cukup kondang, khususnya di DI Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.

Example 300x600

Pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Ketentraman ini dihelat di Dusun Ringinsari Padukuhan Maguwoharjo, Kapanewon Depok Kabupaten Yogyakarta pada hari Sabtu (31/08/2024) mulai pukul 21:00 hingga Minggu (01/09/2024) pagi.

Pentas wayang kulit ini lengkap dengan pengrawit dan diiringi 8 waranggana atau pesinden diantaranya, Maulinda dari Kulonprogo, Titan,  Bella Nadina, Indah termasuk dua pesinden yang merupakan  istri dalang.

Suasana tambah semarak ketika hendak memasuki sesi goro-goro, muncul sosok Ki Dalang Toro Dkk disertai seorang pesinden. Atas kepiwaiannya memainkan wayang, sosok yang masih ada darah dalang ini cukup mengocok perut penonton. Bukan hanya itu, ia berhasil  menarik Pj Lurah Maguwoharjo, Harris ke atas panggung. Bahkan, si Jogoboyo, Edi juga harus bergegas dari tempat duduknya naik ke panggung. Begitu halnya Dukuh Ringinsari Emang Murtopo “dikerjain” habis oleh Ki Toro beserta pesinden.

Selain para perangkat desa yang hadir dalam pentas seni wayang kulit, ada anggota dewan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan segenap warga Padukuhan Ringinsari dan sekitarnya.

Ki Dalang Toro memukau penonton dengan menarik para perangkat desa naik ke panggung. Foro – Mastete Martha.

Seperti diketahui, cerita pewayangan ini dimulai dengan keinginan Semar Bodronoyo sebagai perantara turunnya “Wahyu Ketenteraman”, yaitu suatu simbol kekuatan untuk menentramkan masyarakat, bertujuan agar warga desa bekerja secara gotong royong mengembangkan program ketenteraman bagi rakyat. Usaha itu dilakukan secara gotong royong membangun dan menciptakan rasa aman dan tenteram di Padukuhan Ringinsari Maguwoharjo.

Tak bisa dipungkiri bahwa Ki Dalang Marsdya (Purn) Bambang Soelistyo sudah melekat bagi warga Dusun Ringinsari, dimana sang dalang sudah berapa kali pentas di dusun ini.

Pertunjukan wayang kulit ini cukup memukau penonton dengan cerita yang sarat makna dan pertunjukan seni tradisional yang memikat para pengunjung. Tembang-tembang lawas dan lagu-lagu kekinian tak luput dilantumkan para pesinden. Antusias warga desa yang hadir dari padukuhan sekitar menambah semaraknya pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

Menurut Dukuh Ringinsari, Emang Murtopo, pagelaran wayang kulit ini tentunya sebagai bentuk nguri-uri kebudayaan Jawa sekaligus sebagai tradisi setiap tahun dalam merayakan Merti Dusun alias Sedekah Bumi di Dusun Ringinsari dan wilayah lain pada umumnya.

Pentas seni wayang kulit ini, masih kata Emang, dalam rangka memperingati Merti Dusun sekaligus sebagai puncak acara HUT RI ke 79. Sedangkan dalam rangkaian perayaan juga dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Bale Padukuhan Ringinsari dan gedung PAUD. Sedangkan pagelaran pentas seni budaya ini rutin dilakukan setiap hari besar tertentu. TN.

Example 300250
Example 120x600