TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung milik PT Cimanggis Cibitung Tollways (CBT) meraup kredit sindikasi sebesar Rp7,4 triliun. Proses penandatanganan fasilitas pembiayaan sindikasi dilakukan antara PT CTT dengan perbankan, pemegang saham, dan agen jaminan.
Sebelumnya penandatanganan perjanjian antara CCT telah dilakukan pada 11 September 2024 lalu. Pihak kreditur dalam kesepakatan ini adalah Bank BNI, BSI, Bank Panin, dan BPD Papua.
“Bank BNI (pimpin kredit sindikasi), itu masuk Rp3,5 triliun kurang lebih, tapi totalnya Rp7,4 triliun,” kata Direktur Keuangan CCT Yefri Rahardja usai penandatanganan dokumen jaminan atas fasilitas pembiayaan sindikasi di Hotel St. Regis, Jakarta, dikutip Jumat (27/9/2024).
Meneruskan laporan detik.com, menurut Yefri, aksi korporasi ini merupakan rangkaian dari pelaksanaan perjanjian fasilitas pembiayaan baru (refinancing) untuk proyek pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung. Masa penarikan ditetapkan sampai Desember 2024 dan masa pengembalian sampai tahun 2038.
Yefri menjelaskan, tujuan dilaksanakannya refinancing ini adalah untuk efektivitas, efisiensi, dan penghematan perusahaan dalam pembiayaan proyek.
Salah satu hal yang juga disepakati adalah perubahan tingkat suku bunga yang semula sebesar 7,375% menjadi 7,125%, sehingga dapat dicapai penghematan sebesar Rp310 miliar (sampai berakhirnya periode pembiayaan sindikasi) atau sebesar Rp26 miliar per tahun.
Dengan adanya perubahan terms tersebut, diharapkan perusahaan tidak lagi menggunakan dana yang bersumber dari pemegang saham. Sebagai informasi, Tol Cimanggis-Cibitung yang diresmikan tanggal 9 Juli 2024 oleh Wakil Presiden Ma’ruf amin.
Tol tersebut adalah salah satu Proyek Strategis Nasional sepanjang 26,18 KM dan merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 yang dikelola oleh CCT selaku pemegang hak konsesi jalan tol dengan biaya investasi sebesar Rp10,6 Triliun.
Sejak dioperasikan secara penuh pada tanggal 10 Juli 2024, Jalan Tol Cimanggis-Cibitung yang melintasi Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi telah menjadi salah satu rute alternatif dan akses penghubung bagi masyarakat dan pelaku industri.