Ketua Penasihat Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Timur Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyampaikan duka dan keprihatinannya atas kejadian terbakarnya Pasar Krian Sidoarjo beberapa waktu yang lalu.
“Saya selaku ketua penasihat Pedagang pasar seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Timur sangat prihatin atas kejadian terbakarnya pasar krian yang sudah terjadi beberapa kali,” kata Bambang Haryo, dikutip dalam akun instagram pribadinya @bambangharyos.
Politisi Partai Gerindra ini juga menyampaikan, setelah kebakaran sebelumnya yang terjadi sekitar 3 tahun yang lalu, dirinya sudah memperingatkan Pengelola Pasar Untuk segera melengkapi peralatan pencegah kebakaran, mulai dari Sprinkler (jaringan pipa untuk penyemprotan air), selang hydrant di beberapa titik, juga tabung pemadam.
“Dan bahkan saat itu saya juga menyumbangkan 3 tabung pemadam baru, serta mengisi tabung pemadam yang sudah kadaluarsa. Tetapi saat kejadian tidak ada satu tabung pun yang terpakai untuk mencegah titik nyala api. Dan bahkan mobil pemadam datang 30 menit setelah kebakaran. Padahal standarisasi aturan yang ditetapkan oleh kementrian PU, tidak boleh lebih dari 15 menit setelah kejadian,” jelasnya.
Setelah dirinya melakukan pengecekan ke Damkar, ia mendapatkan informasi melalui orang yang datang minta tolong, dan tidak ada informasi melalui telfon. “Ini sangat disayangkan, Seharusnya Pengelola Pasar mempunyai nomor – nomor telfon darurat, misalnya nomor telfon pemadam kebakaran, rumah sakit, kepolisian, dan lain lain, sehingga dapat menghubungi secara cepat yang dibutuhkan,” tambahnya.
Jumlah tabung pemadam pun, lanjut Bambang Haryo, di pasar tersebut sangat kurang. hanya sekitar 10 tabung. Padahal harus melindungi 2800 pedagang yang ada di pasar tersebut. “Seharusnya ada satu standarisasi rasio jumlah tabung dibanding luasan pasar dan banyak nya pedagang,” lanjut dia.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten berkewajiban melindungi pedagang dan konsumen yang ada di pasar. Karena pasar merupakan pusat ekonomi kerakyatan.