TEROPONGNEWS.COM, ASMAT – Pelayanan kesehatan gratis buat masyarakat. Kalimat itu sudah menjadi nyanyian lagu sumbang dalam janji manis lima tahun sekali.
Saking sumbang nada itu membuat nyanyian tersebut terkadang menyakiti telinga pendengar, sehingga pendengar pilih menyumbat telinga dengan kapas, supaya tidak membuat gendang telinga menjadi rusak, sebab tak kunjung terwujud.
Namun berbeda dengan yang terjadi di Kota sejuta beton atau Kota dengan jembatan terpanjang di Indonesia bahkan dunia. Sebab jembatan berkonstruksi beton di bangun hingga mencapai ratusan kilometer. Selama 9 tahun kepemimpinan Bupati Elisa Kambu pelayanan kesehatan gratis benar – benar di wujudkan.
Semua itu bisa diwujudkan, karena pemerintah ingin memastikan bahwa tidak ada satu orang pun penduduk di Kabupaten Asmat baik yang tinggal di pusat kota pemerintahan maupun di kampung terjauh yang tidak terlayani.
“Kalau sakit warga itu masuk kategori butuh penanganan khusus atau berat akan dirujuk keluar tapi disiapkan fasilitas oleh pemerintah sampai kembali ke Asmat, ” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, Yonathan Kambu didampingi oleh Plt. Kasubag Program Muhammad Usman Seknun di Kantor Dinkes Asmat, Jumat (16/8/2024).
Bukan bermaksud melebihkan atau pamer, Yonathan Kambu katakan, tetapi fakta yang berbicara. Bahwa mungkin kabupaten Asmat menjadi satu – satunya kabupaten dan kota di seluruh Tanah Papua yang alokasi belanja anggaran kesehatan di atas ketentuan yakni 10 persen sedangkan untuk pendidikan alokasi anggaran mencapai 20 persen.
Sudah pelayanan kesehatan berlangsung gratis, ibu hamil sejak awal kehamilan telah diberi makanan bergizi.
“Program ini disebut seribu hari kehidupan. Jadi sejak awal kehamilan pemerintah sudah bertanggung jawab memastikan bakal bayi dalam kandungan tersebut sehat dengan memberi makanan bergizi buat ibu dari sampai lahir dan berusia 2 tahun. Program seribu hari kehidupan sudah kita lakukan sejak tahun 2016, ” ujar Yonathan Kambu.
Pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Asmat benar – benar di wujudkan, semua layanan kesehatan diperoleh masyarakat diberikan secara cuma – cuma, sehingga masyarakat bila sakit dia hanya datang bawah diri atau diantar keluarga saja.
“Justru warga datang bawa diri saja itu justru kami sangat senang. Karena kami siapkan sarung dan kebutuhan yang dia perlukan selama menjalani pengobatan. Kami pun senang bila masyarakat datang bawa diri, karena telah timbul kesadaran dalam dirinya untuk menerima pelayanan kesehatan yang disiapkan oleh pemerintah, ” ujar Yonathan Kambu.
Bupati Elisa Kambu ingin mengupayakan pula supaya masyarakat tidak sakit dengan mengoptimalkan puskesmas keliling secara rutin dan tindakan preventif.
Pemerintah kabupaten Asmat pun memastikan tenaga kesehatan yang berada di 23 Puskesmas dari 25 Distrik tetap berada di tempat tugas dengan memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan.
“Kita ingin membuat setiap tenaga kesehatan di Puskesmas merasa aman dan nyaman tinggal di tempat tugas. Ini persoalan yang sangat mendasar, sebab orang kerja ini kan perlu aman dan nyaman, sehingga dia menjadi betah, ” kata dia.
Semua pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat bisa diwujudkan, karena kepala daerah punya komitmen yang kuat. Dimana pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas.
“Setiap orang di Asmat harus sehat, karena dengan sehat dia bisa cerdas dan pandai. Ini menjadi prioritas utama dari bupati Elisa Kambu,” Yonathan Kambu menuturkan.
Bila dibandingkan dengan kondisi 9 tahun yang lalu, Yonathan Kambu sampaikan sangat jauh berbeda. Perhatian pun turut diberikan dari sisi kesejahteraan kepada sekitar 300-an lebih nakes ASN dan 100-an nakes tenaga kontrak.
Infrastruktur bangunan Puskesmas moderen telah terbangun di 23 distrik yang ada di Kabupaten Asmat.
Yonathan Kambu tambahkan, Pemerintah daerah sangat fokus pula memberikan jaminan kesejahteraan buat tenaga medis.
Di tempat berbeda, Kepala Puskesmas Distrik Agats, Karwuni turut mengaminkan penyampaian Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Asmat. Menurutnya kebijakan yang diambil oleh Bupati Elisa Kambu melalui dinas kesehatan telah membuat kesadaran masyarakat di ibu kota kabupaten Asmat semakin tinggi.
Dibandingkan 10 tahun lalu, Karwuni katakan cukup signifikan perubahan yang dirasakan. Baik itu dari sisi fasilitas, sarana dan peralatan serta bangunan permanen Puskesmas moderen rawat jalan ini. Kemudian dari sisi kunjungan pasien pun cukup meningkat drastis.
“Jumlah tenaga medis kami ada 64 orang yang terdiri dari 2 orang dokter, 29 perawat, 20 bidan, 2 orang analis, 3 orang SKM dan 3 orang Apoteker. Dibawah Puskesmas Agats ada sekitar 7 Puskesmas Pembantu, ” ujar Kapus Agats di ruang kerjanya.
Sebelum mengakhir wawancara ada satu kalimat yang redaksi Teropong News ambil dari penuturan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat.
Layanan Kesehatan gratis bisa diwujudkan dj Kabupaten Asmat, sebab pemimpin daerah sadar bahwa kepala daerah itu menjalankan tugas negara, sehingga rakyat di daerah terisolir bisa merasakan kehadiran negara di tengah – tengah mereka.