Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Opini

Keselamatan Kerja: Nyawa Vs Produksi

×

Keselamatan Kerja: Nyawa Vs Produksi

Sebarkan artikel ini

Oleh: Aprisa Rian Histiarini, Mahasiswa Doktor Rekayasa Industri, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Ilustrasi keselamatan Kerja.
Example 468x60

Isu Keselamatan Kerja wajib mendapatkan perhatian serius dalam dunia kerja. khususnya Industri pertambangan. Industri ini memiliki kecenderungan risiko bahaya yang lebih tinggi dibandingkan sektor lain.

Masih teringat tragedi akhir tahun lalu dilansir BBC.Com (27/12/2023) yang menerangkan terkait Smelter Nikel Morowali menewaskan belasan pekerja, dan menegaskan bahwa pentingnya menjaga system Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus berjalan dengan baik.

Example 300x600

“Tidak ada produksi seharga Nyawa” menjadi pesan dari ratusan pekerja yang mendemo untuk menuntut standar kerja yang lebih aman, insiden tersebut mencerminkan praktek buruk dalam implementasi prosedur keselamatan kerja.

Baru-baru ini muncul lagi berita yang dilansir oleh Kompas.id (10/08/2024) terkait insiden tungku smelter bocor kembali terjadi. Meski tidak ada korban jiwa, namun terdapat korban luka-luka yang menjadikan hal ini tetap menjadi perdebatan tentang kurang memadainya Sistem Manajemen Keselamatan kerja yang diterapkan oleh Perusahaan tersebut.

Ketika Target Produksi Menjadi Ancaman

Ilustrasi

Industri Pertambangan memiliki tujuan utama yaitu mencapai target produksi dengan cepat dan efisien. Tanpa disadari pekerjalah yang harus menghadapi tekanan dalam proses produksi, jam kerja panjang dan tugas berulang.

Kelelahan fisik dan mental yang muncul terabaikan, padahal turunnya konsentrasi, kelelahan dalam bekerja dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Selain itu, jika standar operasional prosedur tidak konsisten karena tuntuan produksi akibatnya bisa fatal dan memperbesar risiko kecelakaan.

Apalagi tanpa dibekali pelatihan keselamatan yang cukup, tragedi-tragedi di morowali menjadi contoh nyata bahwa kurangnya perhatian terhadap keselematan kerja dalam kegiatan produksi dapat berujung bencana bagi perusahaan yang mengejar keuntungan semata.

Ingatlah bahwa target produksi hanyalah sebuah angka yang tidak bisa dibandingkan dengan nilai nyawa pekerja. Perusahaan wajib memastikan proses kerja telah mempertimbangkan segala faktor keselamatan agar para pekerja bisa tenang dan aman dalam bekerja.

Keselamatan Kerja Bukan Formalitas Belaka

Keselamatan kerja seharusnya bukan hanya sekedar prosedur yang dijalankan untuk memenuhi persyaratan regulasi pemerintah semata, namun juga menjadi tanggung jawab moral Perusahaan.

Setiap pekerja berhak atas lingkungan kerja yang aman dan sehat, Perusahaan harus membuktikan bahwa keselamatan kerja menjadi prioritas utama sebagai komitmen terhadap kesejahteraan pekerja serta, serta Standar Keselamatan Kerja harus tegas dalam penerapannya.

Kritik dan saran yang diberikan oleh pekerja harus menjadi pertimbangan perusahaan dalam membuat prosedur, karena merekalah yang terlibat dalam kegiatan operasional disetiap harinya.

Dengan menumbuhkan budaya keselamatan kerja pada tiap tingkatan organisasi, keselamatan bukan hanya aturan formalitas semata yang wajib diikuti tetapi menjadi bagian penting dari seluruh aktivitas perusahaan.

 

Pendekatan Ergonomi Adalah Solusi

Tragedi yang berulang kali terjadi di Morowali seharusnya menjadi alarm bagi perusahaan untuk mengambil langkah yang tepat dalam menjaga keselamatan kerja.

Pendekatan ergonomi menjadi salah satu solusi untuk menentukan langkah apa saja. yang bisa dilakukan oleh Perusahaan. Pertama dengan Pelatihan Keselamatan yang Intensif.

Perusahaan harus rutin melaksanakan simulasi keadaan darurat agar pekerja lebih siap mengambil tindakan untuk menghadapi situasi bahaya. Intruksi keselamatan dan informasi penting yang disampaikan dapat menggunakan gambar, simbol dan peta evakuasi sehingga mudah diingat dan dipahami oleh pekerja.

Kemudian simulasi dan latihan yang dilakukan meniru situasi nyata di Lokasi kerja untuk melatih reaksi pekerja, bagaimana mengatasi stress dan mengambil keputusan yang cepat saat menghadapi situasi berbahaya. Kedua yaitu Desain tempat kerja yang ergonomis.

Merancang desain tempat kerja menyesuaikan kemampuan dan keterbatasan fisik pekerja yang bertujuan untuk mengurangi postur kerja yang buruk. Tidak kalah penting, jalur evakuasi harus memudahkan akses, tanda-tanda arah yang jelas dan penempatan titik kumpul aman di luar lokasi.

Jalur evakuasi yang terencana dengan baik sangat diperlukan jika situasi bahaya terjadi, sehingga para pekerja dapat meninggalkan area dengan cepat dan aman.

Dengan menerapkan dua langkah tersebut, diharapkan perusahaan dapat mencegah risiko kecelakaan, meningkatkan produktivitas, dan memastikan kesejahteraan pekerja.

Example 300250
Example 120x600