TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah pihak meragukan akan independensi para calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Dewan Pengawas (Dewas) KPK yang saat ini tengah digodok oleh Pansel KPK.
Musababnya, karena yang lolos berdasarkan hasil seleksi adminitrasi sebagian besar capim dan Dewas KPK berasal dari kalangan aparat penegak hukum seperti jaksa dan polri.
Sehingga jamak apabila masyarakat akan meragukan kredibilitas dan independensi para capim dan Dewas KPK saat ini.
Salah satunya disuarakan dari akademisi hukum pidana dari Universitas Trisakti Dr Abdul Fickar Hadjar.
Fickar biasa disapa mengatakan, menjadi aneh jika KPK dilahirkan karena lembaga APH lain (polisi dan jaksa) itu lemah kinerjanya.
Karena itu dibuat satu lembaga yang bisa diisi oleh masyarakat dan diberi kewenangan yang besar, agar dapat melakukan fungsinya secara optimal, sekaligus agar merangsang dan memacu kepolisian dan kejaksaan bekerja dengan maksimal.
“Tetapi justru menjadi terbalik polisi dan jaksa terbaik bukan membangun lembaganya, malah berebut ingin menjadi KPK karena gaji dan pendapatannya lebih besar,” ucap Fickar, Minggu (11/8/2024).
Akibatnya lanjutnya, lembaga kepolisian dan kejaksaan tetap tidak berubah seperti dulu karen ditinggalkan putera-putera terbaiknya.
“Demikian juga pasti akan ada keengganan untuk mengusut korupsi yang terjadi di lembaga tempat asalnya. Inilah yang akan menyebabkan diskriminatif,” pungkas Fickar yang juga menjabat sebagai Majelis Wali Amanat Universitas Trisakti. ***