Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti memimpin delegasi Pemerintah Republik Indonesia menghadiri Sidang ke-13 Menteri Pendidikan ASEAN (Thirteenth ASEAN Education Minister Meeting/13th ASED) dan rangkaian pertemuan terkait yang berlangsung di Buriram, Thailand pada tanggal 25-26 Agustus 2024 mengusung tema “Transforming Education in the Digital Era”.
Pertemuan Menteri Pendidikan ini menyoroti transformasi pendidikan di era digital. Sejalan dengan tema tersebut, Indonesia menegaskan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memainkan peran signifikan dalam perkembangan pendidikan global selama dekade terakhir. Namun, momentum penggunaan TIK dalam pendidikan mencapai puncaknya selama pandemi Covid-19, yang tidak hanya mengganggu perekonomian global tetapi juga merombak ekosistem pendidikan.
“Saat ini kita menyadari bahwa perkembangan teknologi digital berpotensi dalam mengatasi masalah akses, kualitas, dan pemerataan pendidikan, dan kita menyadari bahwa pemanfaatan teknologi digital dalam pendidikan menjawab tantangan kesenjangan digital,” ujar Suharti, mewakili Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dalam pernyataan yang dibacakan pada pertemuan yang dihadiri Menteri Pendidikan Thailand, H.E Police General Permpoon Chidchop dan Menteri Pendidikan, Wakil Menteri Pendidikan, dan Pejabat Tinggi Kementerian Pendidikan negara ASEAN, negara dialogue partner ASEAN Plus Three dan East Asia Summit, pada 25 dan 26 Agustus 2024.
Suharti juga menambahkan, bahwa Indonesia melalui Kemendikbudristek, berupaya keras untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi lebih dari 60 juta siswa yang belajar di lebih dari 400 ribu sekolah dengan lebih dari 4 juta guru.
Berkaitan dengan teknologi tren masa kini, Suharti menerangkan bahwa Indonesia telah mengembangkan teknologi untuk membantu meningkatkan dan mempercepat transformasi sistem pendidikan. Inisiatif Kemendikbudristek memanfaatkan teknologi digital tidak hanya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran, tetapi juga untuk meningkatkan manajemen sekolah, memastikan pendekatan yang komprehensif untuk pendidikan unggul.
“Melalui platform Merdeka Mengajar, yang dirancang untuk memberikan akses inklusif terhadap bahan ajar serta menawarkan kesempatan peningkatan keterampilan bagi guru dengan memanfaatkan sumber daya spesifik dan berbagi praktik terbaik, diharapkan dapat tercipta sistem dan iklim pembelajaran yang tangguh dalam menghadapi tantangan global. Terutama di Indonesia, hal ini dapat menjadi contoh praktik baik bagi negara-negara di kawasan ASEAN,” ujar Suharti.
Menteri Pendidikan Thailand, H.E. Police General Permpoon Chidchob, sebagai ketua dan tuan rumah menyampaikan komitmen untuk bergandengan tangan dengan negara-negara anggota ASEAN untuk bersama-sama mengubah pendidikan di era digital dengan bekerja sama untuk mendorong pendidikan berbasis teknologi, mengembangkan anak-anak dan pemuda, mengembangkan guru dan tenaga kependidikan untuk mencakup semua dimensi, tidak hanya untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan abad ke-21 tetapi juga untuk mendorong anak-anak dan pemuda kita agar siap bekerja dan menghadapi tantangan baru.
Pada pertemuan yang berlangsung, Indonesia menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap sejumlah capaian pendidikan ASEAN antara lain, (1) Adopsi “ASEAN-SEAMEO Joint Declaration on Common Higher Education Space in Southeast Asia.”; (2) Finalisasi “Vientiane Statement on Equity, Access and Environment: Advancing Climate Resilience in Early Childhood Settings in ASEAN”;.
Pertemuan Menteri Pendidikan ASEAN menyetujui/mengadopsi Development of ASEAN-SEAMEO Joint Roadmap On Early Childhood Care and Education in Southeast Asia. Kemudian peserta pertemuan Menteri ini juga mengapresiasi rencana pelaksanaan APT Student Camp dengan luaran berupa “Yogyakarta Declaration on Enhancing People-to-People Connectivity in East Asia”.
Pemerintah Indonesia mengambil kesempatan pada forum ini untuk mengajak semua delegasi negara anggota ASEAN yang hadir untuk mendukung penyelenggaraan Gateways Study Visit Indonesia di Bali, tanggal 1-3 Oktober 2024 dengan kolaborasi bersama UNESCO dan UNICEF untuk menyoroti kemajuan signifikan dibidang pendidikan di Indonesia melalui penggunaan teknologi yang strategis.