TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Tak dipungkiri bahwa Calon Wali Kota Sorong yang mendapat dukungan penuh dari warga Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di Kota Sorong memiliki potensi mencapai 80 persen untuk bisa terpilih dalam perhelatan Pemilukada Kota Sorong.
Situasi itu merupakan fakta yang tak terbantahkan, sebab telah terbukti bahwa dukungan warga KKSS menjadi nilai lebih bagi calon Wali Kota Sorong untuk bisa melenggang mulus.
Situasi itulah yang membuat bakal calon Wali kota Sorong yang bermunculan sangat getol untuk menggandeng tokoh – tokoh dari warga KKSS.
Terkait situasi ini, Ketua BPD KKSS Kota Sorong, Syamsuddin Djohan bahwa perhelatan Pemilukada bulan November 2024 merupakan perhelatan politik nasional. Dan sudah menjadi tugas seluruh elemen masyarakat termasuk warga KKSS yang ada di Kota Sorong untuk menyukseskan perhelatan Pemilukada tanggal 27 November 2024 mendatang.
“Pemilukada menjadi momentum bagi kita semua untuk berharap bisa menemukan pemimpin yang benar-benar pemimpin sejati. Pemimpin yang betul-betul membawa apa yang menjadi keinginan warga Kota Sorong,” ujar Syamsudin Djohan kepada wartawan di salah satu cafe di Kota Sorong, Rabu (17/6/2024).
Sebagai bagian dari warga Kota Sorong, Syamsudin Djohan katakan melalui Pemilukada bisa lahir pemimpin baru yang bisa membawa Kota Sorong menjadi Kota termaju di Tanah Papua.
“Kita tahu bahwa Kota Sorong ini terletak di pintu gerbang Tanah Appua, karena Kota Sorong terletak di kepala burung dari map yang kita ketahui itu, sehingga kita merasa terpanggil untuk juga mengisi pembangunan di Kota Sorong,” tutur Syamsudin Djohan.
Warga KKSS yang ada di Kota Sorong kurang lebih sekitar 75.000 jiwa lebih dan hampir 85 persen aktivitas warga KKSS adalah bergerak di sektor ekonomi yakni berdagang.
“Saya berharap sekali bahwa kota ini benar-benar bisa menjadi kota yang termaju di Tanah Papua, karena saya lihat potensi ekonomi yang ada di Kota Sorong ini begitu besar, ” ucap Syamsudin Djohan.
Mendekati momen Pemilukada saat ini, kata Syamsudin Djohan, ada beberapa tokoh yang juga sebagai warga KKSS berkeinginan maju sebagai bakal calon wakil wali kota Sorong.
“Memang saya sebagai Ketua KKSS juga agak sedikit menyayangkan, karena kami tidak terstruktur dengan baik, ” ungkap Syamsudin Djohan.
Menurutnya ada sekitar 3 nama yang beredar dan digandeng oleh Bakal Calon Wali Kota Sorong yang akan maju dalam Pemilikada adalah bagian dari warga KKSS. Namun sayangnya budaya musyawarah tidak lagi dihiraukan.
“Saya lihat ada budaya dalam cultur kita yang yakni Tudang Sipulung atau duduk saling bermusyawarah yang diabaikan, ” kata Syamsudin Djohan yang juga dalam karir politik keseharian menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Kota Sorong.
Rupa-rupanya hasrat dan birahi politik menjadi lebih dominan, sehingga kultur dan kebersamaan menjadi terabaikan. Hal inilah yang terlihat dan begitu terasa, sebab kepentingan pribadi yang lebih diutamakan.
“Mohon maaf mungkin ada beberapa tokoh dari Sulawesi Selatan yang tidak lagi menghiraukan yang namanya Tudang Sipulung, tetapi lebih mementingkan hasrat sendiri untuk maju. Karena sampai hari ini saya tidak pernah dikonfirmasi saya juga tidak pernah diajak oleh mereka yang mencalonkan diri untuk bagaimana kita sama-sama duduk bermusyawarah untuk menyatakan sikap guna menyatukan kita bersama tentang figur yang akan kita bersama dorong sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Sorong, ” kata Anggota DPR Kota Sorong ini.
Sebagai Ketua KKSS Kota Sorong, Syamsudin Djohan tegaskan majunya beberapa orang yang notabene adalah warga Sulawesi Selatan benar-benar murni adalah pribadi, tidak atas nama KKSS Kota Sorong.
“Jadi mereka itu maju bukan atas nama KKSS, tetapi murni atas nama pribadi. Saya sebagai ketua KKSS Kota Sorong dan juga sebagai pilar tegaskan KKSS tidak pernah mengeluarkan rekomendasi satupun kepada satu orang pun untuk menjadi orang kosong dua di Kota Sorong. Jika ada yang menyatakan mewakili KKSS itu, saya tegaskan bahwa pernyataan itu, pernyataan pribadi semata, tidak mewakili kerukunan, ” kata Syamsudin Djohan menegaskan.
Seharusnya pengalaman Pemilu legislatif yang baru saja dilewati, tambah Syamsudin Djohan, bisa menjadi pembelajaran. Sebab pada pemilu legislatif tahun 2019 ada sekitar 15 warga KKSS yang duduk di kursi legislatif. Namun tahun ini, cuma dua orang saja yang tembus.
“Kondisi saat ini, kekompakan kita tidak seperti dulu lagi, sehingga perhelatan pemilihan legislatif kemarin harus menjadi pembelajaran bahwa kita kecil sekali, kalau tidak ada kekompakan, ” kata Syamsudin Djohan mengakhiri wawancara.