TEROPONGNEWS.COM, MAYBRAT – Seorang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) atas nama JS yang tergabung dalam Batalyon Kamundan Raya Kodap IV Sorong Raya, yang juga merupakan DPO (Daftar Pencarian Orang) Penyerangan anggota Koramil Aifat 1809-02 menggunakan Busur dan Anak panah pada (04/02/2023) akhirnya menyerahkan diri.
Selain menyerahkan diri, JS juga smenyatakan sepenuhnya kembali ke pangkuan NKRI. Hal tersebut disampaikan oleh Dansatgas Yonif 623/BWU Letkol Inf Dimas Yamma Putra di Pos Kotis Kumurkek, Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya, pada Minggu (5/05/2024).
“Yang bersangkutan sudah 1 tahun 5 bulan melarikan diri ke hutan, bergabung dengan kelompok OPM Batalyon Kamundan Raya Kodap IV Sorong Raya. JS akhirnya bersedia menyerahkan diri kepada aparat Keamanan dalam hal ini Satgas Yonif 623/BWU dibantu pendekatan oleh Pemda dan Tokoh Masyarakat,”jelasnya.
Pasi Intel Satgas Yonif 623/BWU Lettu Inf Gema Pratama Waroka menambahkan, JS diduga adalah tersangka utama yang melesatkan anak panah kepada salah satu anggota Pos Koramil 1809-02 Aifat Kodim 1809/Maybrat di Kumurkek pada awal 2023, yang menyebabkan satu personil terluka di punggung.
Melalui berbagai upaya pendekatan yang positif oleh Satgas Yonif 623/BWU kepada masyarakat, juga dibantu pendekatan dari jajaran Pemerintah Daerah, JS bersedia untuk menyerah dan dijemput oleh tokoh masyarakat bersama tokoh Intelektual Aifat Timur Raya
Setelah dibawa ke Pos Kotis Satgas Yonif 623/BWU Kumurkek, selanjutnya dilakukan kegiatan administrasi dan pengecekan kesehatan terhadap JS sebelum diserahkan ke Kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut.
JS saat dimintai keterangan awal mengakui pernah melakukan aksi pemanahan tersebut kepada anggota Koramil 1809-02 Aifat karena mabuk, kemudian melarikan diri ke rumah dan merasa takut sehingga lari ke hutan Ainod untuk bersembunyi dan bergabung dengan Kelompok OPM.
Selain itu, JS juga mengaku terlibat dalam pembakaran alat Excavator di Kampung Ayata Distrik Aifat Timur Jauh pada tanggal (27/10/2023), dan membuat gangguan keamanan di kampung tersebut.
“Saat itu saya melakukan pemanahan ke anggota karena pengaruh minuman keras, lalu karena takut terpaksa saya lari ke hutan, tinggal di hutan bersama kelompok OPM Batalyon Kamundan Raya. Karena tidak nyaman dan mereka tidak baik sehingga saya bawa diri kesini dengan bantuan bapak Falen Sidik,”cerita JS.
Terkait pembakaran Excavator di Kampung Ayata, saat itu ia ikut bersama 9 orang anggota OPM Kamundan raya lainnya yang di pimpin oleh AJK dan VF.
Ia juga mengimbau kepada anggota OPM lainnya yang masih ada di dalam hutan untuk turun dan kembali ke NKRI untuk membangun tanah Papua.