Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Hukum

Lagi, Kejagung Hentikan Penuntutan 24 Perkara Pidum Berdasarkan RJ

×

Lagi, Kejagung Hentikan Penuntutan 24 Perkara Pidum Berdasarkan RJ

Sebarkan artikel ini
Kepala Kejaksaan Agung, ST Burhanuddin. Ist
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Jaksa Agung Burhanuddin melalui Direktur Oharda pada Jampidum Kejagung, Nanang Ibrahim Soleh, menyetujui sebanyak 24 perkara pidana umum dihentikan penuntutannya berdasarkan Keadilan Restoratif atau Restoratif Justice (RJ).

Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana, Rabu (15/05/2024), menyebutkan bahwa
alasan pemberian penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif ini antara lain:

Example 300x600

Telah dilaksanakan proses perdamaian dimana Tersangka telah meminta maaf dan korban sudah memberikan permohonan maaf.
Tersangka belum pernah dihukum.
Tersangka baru pertama kali melakukan perbuatan pidana.

Ancaman pidana denda atau penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun.
Tersangka berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatannya.
Proses perdamaian dilakukan secara sukarela dengan musyawarah untuk mufakat, tanpa tekanan, paksaan, dan intimidasi.
Tersangka dan korban setuju untuk tidak melanjutkan permasalahan ke persidangan karena tidak akan membawa manfaat yang lebih besar.
Pertimbangan sosiologis.
Masyarakat merespon positif.
Selanjutnya, Direktur Tindak Pidana Oharda, Nanang Ibrahim, memerintahkan kepada Para Kepala Kejaksaan Negeri untuk menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) Berdasarkan Keadilan Restoratif atau Restoratif Justice (RJ). Hal ini sesuai Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran JAM-Pidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022 tanggal 10 Februari 2022 tentang Pelaksanaan Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai perwujudan kepastian hukum,” katanya

Example 300250
Example 120x600