TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2010; 2010-2015 Prof. Dr. M. Din Syamsuddin tidak bosan-bosannya mengingatkan bahaya kemungkaran struktural yg melilit kehidupan bangsa dan negara.
“Kemungkaran struktural ini berdaya rusak dahsyat dan berdampak sistemik efektik terhadap kehidupan bangsa dan negara”, demikian Din Syamsuddin menegaskan penyampaiannya dalam keterangan tertulis.
Hal ini disampaikan pada ceramah Halal Bihalal dan Hari Bermuhammadiyah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Barat, di Masjid Uswatun Hasanah, Jalan Daan Mogot, Sabtu 11/5-2024.
Ruang tengah di Masjid Uswatun Hasanah yg besar dan indah itu dipenuhi jamaah, baik laki-laki maupun perempuan, termasuk sejumlah anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, dan Dr. Ir. Narmodo, MAg, Ketua PDM Jakarta Barat dan sejumlah pengurus lainnya.
M. Din Syamsuddin, yg terakhir ini sering menyoroti masalah kemungkaran struktural, menegaskan bahwa jika kemungkaran struktural ini tidak dihentikan, maka potensial membawa bangsa dan negara ke arah kebangkrutan. Secara khusus, menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, kemungkaran struktural berupa sistem kenegaraan yg ultra liberal yg berlaku di Indonesia telah dan tengah meminggirkan kekuatan politik Islam formal.
Dampaknya lebih buruk dari Depolitisasi Islam oleh Rejim Orde Baru, karena kemungkaran struktural telah berdampak pada kemungkaran kultural bangsa/umat dengan merajalelanya pragmatisme, materialisme, dan oportunisme politik. Umat Islam secara de facto memisahkan politik dari agama.
Hal demikian melengkapi keterpurukan umat Islam dalam bidang ekonomi, yaitu dengan adanya kesenjangan ekonomi antara segelintir orang yg bersekongkol dengan rejim penguasa dan umat Islam/rakyat Indonesia yg terpuruk secara ekonomi (rakyat Indonesia bagaikan ayam yg mati kelaparan di lumbung padi).
Solusinya menurut Presidium Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR) ini adalah perubahan dari dalam (change from within). Namun, rakyat Indonesia kehilangan momentum 10 tahun dengan kepemimpinan nasional yg tidak tampil sebagai penyelesai masalah (problem maker), tapi sebagai bagian dari masalah (a part of the problem), bahkan sebagai pencipta masalah (a problem maker). Partai-partai politik pun tdk bisa diharapkan karena hampir semua mereka tiarap, dan para pemimpinnya tersandera kasus korupsi, sehingga lidahnya kelu dan kakinya kaku utk menyuarakan kebenaran. Inilah lingkaran setan Indonesia, yg harus segera diatasi.
Sebelumnya Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu ini menjelaskan hakikat bermuhammadiyah yg tiada lain berjuang dan beramal demi izzul Islam wal Muslimin, dan mencari ridha Allah SWT. Secara khusus Din Syamsuddin memuji Masjid Uswatun Hasanah Muhammadiyah Jakarta Barat yg sering menggelar bazar gratis khususnya utk keluarga tak mampu. (**)