TEROONGNEWS.COM, JAKARTA – Acara peresmian aplikasi E-Learning Productive+ telah mencatat sebuah tonggak sejarah dalam upaya meningkatkan inklusi pendidikan bagi individu penyandang disabilitas.
Staf Khusus Presiden Bidang Sosial yang juga sebagai Inisiator Productive+, Angkie Yudistia menyebut pembuatan aplikasi ini didorong atas dasar minimnya sarana dan prasarana pendidikan. Khususnya, bagi kalangan disabilitas terutama untuk keterampilan praktis (soft skill).
“Bagi teman-teman disabilitas, belajar bisa lebih mudah melalui aplikasi Productive+. Aplikasi Productive+ ini juga sebagai cara menaikkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memanfaatkan teknologi digital,” kata Angkie kepada wartawan, Jumat (1/3/2024).
Dirinya menjelaskan aplikasi E-Learning Productive+ ini hasil kerjasama dari beberapa pihak diantaranya ahli pendidikan, komunitas penyandang disabilitas, pengembang aplikasi, dan Organisasi Pemberdayaan Disabilitas.
“Artinya, dengan adanya aplikasi Productive+ ini para disabilitas dapat belajar dan meningkatkan keterampilan nya secara praktis dan mudah tanpa kendala,” ucap Angkie.
Lebih lanjut, Sociopreneur ini mengatakan hingga sekarang, uji coba aplikasi sudah diakses kurang lebih sebanyak 1200 user. Masyarakat terutama, teman-teman disabilitas sangat antusias dengan aplikasi tersebut.
“Setiap user dapat mengakses materi pembelajaran secara gratis selama 1 minggu dalam rangka memeriahkan peluncuran aplikasi Productive+,” tuturnya.
Turut hadir juga dalam peluncuran aplikasi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Dirinya menyatakan bahwa acara ini menjadi saksi akan semangat kolaboratif dan inovasi yang luar biasa dari para ahli pendidikan, desainer aplikasi, komunitas penyandang disabilitas, serta seluruh pemangku kepentingan yang terlibat.
“Kolaborasi semacam ini merupakan contoh nyata dari bagaimana kita dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ucap Sandiaga Uno.
Ia menjelaskan, peluncuran aplikasi E-Learning Productive+ bukan hanya soal memberikan akses pendidikan bagi semua, tetapi juga tentang memberdayakan individu, khususnya mereka yang memiliki disabilitas, untuk mengembangkan soft skill mereka dengan lebih mudah dan nyaman.
Menurut data, jumlah disabilitas di Indonesia mencapai 23 juta jiwa. Sementara data dari Kementerian Ketenagakerjaan per 31 Desember 2022 hanya 0.02% atau hanya 3.433 jiwa tenaga kerja disabilitas yang terserap diperusahaan-perusaahan.
Dengan memaksimalkan kemajuan teknologi saat ini, Angkie Yudistia berharap hal itu dapat mempermudah penyandang disabilitas dalam mengakses berbagai pembelajaran melalui aplikasi tersebut.
“Saya berharap, penyandang disabilitas di Indonesia dapat secara optimal menggunakan teknologi guna meningkatkan daya saing agar tidak ada yang tertinggal, no one left behind,” jelas Angkie.
Sebagai bentuk dukungan, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo juga hadir dalam peluncuran aplikasi Productive+ yang berlangsung di kawasan Jakarta Pusat tersebut.