TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bapepda-Litbang) menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang Identifikasi Permasalahan dan Isu Strategis Penyusunan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Ambon 2025-2045, yang berlangsung di Ballroom Marina Hotel, Selasa (23/1/2024).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh PJ Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena dan dihadiri oleh seluruh Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, dan para Lurah.
Wattimena dalam sambutannya mengaku, dengan pelaksanaan FGD Pemkot mampu memadukan, dan mensinkronkan seluruh kebijakan pemerintah mulai dari Pemerintah Pusat (Pempus), Pemerintah Provinsi (Pemprov), sampai ke daerah, agar bisa berjalan bersama, dalam upaya untuk saling mendukung guna mencapai tujuan diinginkan oleh negara ini.
“Ada beberapa hal yang saya mau titip untuk menjadi catatan bagi kita semua. Yang pertama, bahwa keberadaan kota ini tidak terlepas dari berbagai perkembangan yang terjadi, baik tingkat global maupun di tingkat nasional, karena saling mempengaruhi dan akan berdampak. Sementara dibicarakan soal perubahan iklim yang ekstrim akan berimbas pada segala bidang. Oleh sebab itu, hal ini perlu diperhatikan,” jelasnya.
Menurutnya, perubahan iklim tentu akan berpengaruh dengan ketersediaan air bersih. Untuk itu diharapkan, FGD kali ini merancangkan ketersediaan air bersih sampai 20 tahun ke depan, dan tentunya dapat dinikmati oleh seluruh warga Kota Ambon.
“Kita juga perlu mengantisipasi terjadinya inflasi di kota ini, dengan terus memantau dan memberikan solusi terhadap komoditi-komodi pasar yang memiliki potensi pemicu, sehingga diharapkan OPD-OPD terkait mampu membuat perencanaan dengan baik, agar di 20 tahun mendatang kita siap, termasuk menghadapi cuaca ekstrim yang mengakibatkan kenaikan harga ikan, dan kebutuhan lainnya,” pungkas Wattimena.
Selain itu dia juga meminta, agar sektor pariwisata lebih diperhatikan konsep-konsep pengembangannya, agar 20 tahun ke depan kota ini telah siap dari semua aspek, dan lebih baik.
“20 tahun ke depan juga kita membuktikan city of fish, city of peace, dan city of music, agar jangan hanya menjadi branding dan slogan saja, tapi terimplementasi sehingga arus dipikirkan dengan matang rancangannya ke depan,” tegas Wattimena.
Untuk itu Wattimena berharap, dengan adanya FGD ini tentu setiap pemangku kepentingan dalam hal ini kepala dinas, camat, dan lurah dapat mengidentifikasi kebutuhan warganya dengan baik, guna memajukan kota ini dan mampu mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045.