TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Perundungan atau Bully kembali menimpa siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Sorong, Papua Barat Daya bernama Karen Kanaya Paays.
Hal itu terungkap pada postingan keluarga Karen di media sosial Facebook. Akun facebook bernama Tasya Cleviaa itu mengungkapkan kejadian menyedihkan yang menimpa Karen.
Dalam postingannya, Tasya mengatakan bahwa Karen menghembuskan nafas terakhir pada 9 Oktober 2023 setelah dirawat kurang lebih 1 bulan di rumah sakit karena menderita depresi, yang diduga diakibatkan oleh tindakan bully di lingkungan sekolahnya.
Dalam postingannya, ia meminta agar pihak sekolah menindak tegas 6 orang siswi yang diduga menjadi pelaku bully, dengan mengeluarkan mereka dari sekolah.
“Kami dari keluarga besar hanya minta 6 orang pelaku ini di KELUARKAN dari sekolah agar tidak terjadi korban jiwa dalam hal yang sama (BULI) tetapi sekolah mengeluarkan keputusan bahwa hanya di berikan skor selama 5 hari, apakah itu sebanding dengan nyawa ade kami yang sudah tidak ada? Apakah itu akan membuat ade kami kembali? Apakah itu akan membuat efek jerah atau akan membuat mereka sadar kalau mereka salah? TIDAK SAMA SEKALI bahkan hari dimana ade kami meninggal (9 oktober 2023) salah satu dari pelaku yang bernama (inisial-red) ini datang dan berkata LEBIH BAIK KEREN MENINGGAL Apakah ini kurang bukti lagi wahai KEPALA SEKOLAH ? lalu jawaban dari sekolah hanya membuat keputusan untuk skor pelaku 6 orang ini selama 5 hari itu sangat tidak sebanding dengan apa yang ade kami alami dan tidak akan membuat mereka rasa bersalah bahkan selama ade kami sakit dan koma mereka pun tidak ad etikad baik untuk datang meminta maaf,”kata Tasya dalam postingannya.
Menurut Tasya, Karen bukanlah orang pertama yang menjadi korban bully di sekolah tersebut. Selama mendapat tindakan Bully, Karen sudah melaporkan apa yang dialaminya kepada gurunya, namun tidak diperdulikan dan terkesan membela terduga pelaku.
“Apakah harus ad korban jiwa lagi bru sekolah mau menyelesaikan kasus ini bahkan ade kami bukan korban pertama sebelum ade kami sudah ada yang menjadi korban dan orang tuanya memindahkan anak mereka agar tidak terus terusan di BULI di sekolah ini (MTS S***NS A*****A kota sorong) sekolah yang begitu terkenal tetapi gagal mendidik murid2nya dan KEPALA SEKOLAH gagal menjadi pemimpin untuk sekolah itu. Bahkan guru dan kepala sekolah sangat tidak mempunyai ETIKA BAIK sama sekali. Selama ade kami mendapatkan BULI di sekelah MTS S***NS A*****A kota sorong) ade kami sudah melaporkan ke guru dan guru tidak memperdulikan itu bahkan 6 pelaku ini yang di bela sampai dengan ade kami sudah meninggal pun 6 pelaku ini yang selalu di bela tidak ada keadilan untuk ade kami, kami menunggu dari awal ade kami sakit (17 agustus 2023) dan dokter jiwa mengatakan bahwa ini sudah gangguan jiwa(DEPRESI) karena mentalnya sudah terganggu dan tidak ada sakit yang lain sama sekali bahkan sampai cek up dan di kirim ke jakarta hasilnya semua bersih betul2 ade kami sakit sampai meninggal (9 oktober 2023) karena BULI (bully) Dan sekarang kami hanya menuntut keadilan untuk MENGELUARKAN 6 ORANG ANAK ITU, untuk ade kami yang sudah tidak ada (meninggal),”tulisnya lagi.
Tulisan yang diposting Tasya pada Minggu (19/11/2023) itu telah viral dan sudah dibagikan 3.092 kali oleh pengguna facebook.