TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Mahasiswa Orang Asli Papua (OAP) yang tergabung dalam Forum Penanggung Jawab Mahasiswa Papua Kampus Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS) mendesak Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya agar melakukan evaluasi terhadap dana hibah sebesar Rp3,8 miliar yang diberikan kepada kampus tersebut.
Desakan ini disampaikan para mahasiswa Orang Asli Papua setelah mereka mendapatkan informasi dari pihak UMS bahwa dana hibah sebesar Rp3,8 miliar tersebut peruntukannya untuk pembangunan sarana belajar di Kampus UMS sesuai dengan proposal yang di ajukan.
Untuk itu, Forum Mahasiswa Penanggungjawab Mahasiswa Papua UMS, Alfred Isir menjelaskan Mahasiswa OAP UMS merasa kecewa atas kebijakan yang diambil pihak UMS Sorong untuk mengelola dana hibah sebesar Rp3,8 miliar yang sumber anggarannya dari dana Otsus.
“Kami mahasiswa UMS sangat kecewa dengan pihak kampus dalam transparansi atau penggunaan dana Otsus sebesar Rp3, 8 miliar yang dihibahkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya,” ujar Forum Penanggung Jawab Mahasiswa Papua, Alfred Isir saat ditemui di Vega Hotel Kota Sorong, Senin (6/11/2023).
Menurutnya pembangunan kampus dengan menggunakan dana hibah yang bersumber dari dana Otsus untuk saat ini belum bisa dijadikan prioritas utama. Sebab kata dia, ada hal yang lebih prinsip dan menjadi kebutuhan yang sangat urgent.
“Yang di sampaikan oleh pihak kampus, untuk pembangunan kampus, Kalau kita melihat ada hal yang lebih menjadi kebutuhan yang urgent dari pada membangun Kampus yang kemudian tidak ada manfaatnya untuk orang Papua,” sambungnya.
Sebagai mahasiswa Orang Asli Papua, Alfred Isir meminta perhatian pemerintah provinsi Papua Barat Daya untuk kembali mengevaluasi dana hibah sebesar Rp3,8 miar yang telah dihibahkan kepada pihak kampus UMS Sorong sehingga peruntukan dana Otsus tepat sasaran.
“Saya atas nama teman-teman mahasiswa Papua yang ada di UMS untuk menyampaikan kepada Provinsi Papua Barat Daya untuk selanjutnya berkordinasi dengan pihak Kampus UMS sehingga penggunaan uang ini lebih tepat sasaran, dalam artinya uang itu harus diberikan kepada orang asli Papua yang menjadi subjek dari uang itu sendiri, sehingga uang itu tepat sasaran dapat memberikan kesejahteraan kepada orang Papua itu sendiri,” ujar Alfred Isir.
Lebih lanjut kata dia, Kalau di pakai bangun kampus, saya rasa ini tidak tepat sasaran dan menambah penderitaan orang asli papua. Sebab Kita ketahui bersama bahwa Kampus UMS bulan Desember nanti ada kegiatan wisuda, saya pikir uang lebih baik digunakan untuk biaya studi akhir mahasiswa Papua yang sedang dalam proses penyelesaian tugas akhir sehingga uang ini tepat sasaran,” ungkap dia mengakhiri.
Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong, Dr. H. Muhammad Ali, MM., MH yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon maupun pesan WhatsApp pada Selasa (7/11/2023) hingga berita ini diunggah belum memberikan keterangan.