TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Seiring dengan perkembangan zaman yang terus bergerak, terutama di sektor ilmu dan teknologi, perguruan tinggi juga harus melakukan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi. Salah satunya adalah digitalisasi dalam bidang pendidikan.
Menghadapi tantangan digitalisasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Kementerian Agama Republik Indonesia, dan Lembaga Pendidikan Tinggi Nadhlatul Ulama (LPT PBNU) menggelar Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nadhlatul Ulama (Simposium PTNU) yang mengangkat tema ‘Transformasi Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi’.
Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama dibuka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, Wakil Menteri Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf.
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutannya mengatakan bahwa berkumpulnya para pimpinan dan perwakilan sivitas akademika perguruan tinggi Nahdlatul Ulama se-Indonesia dalam simposium ini merupakan momen penting untuk memperkuat upaya transformasi dunia pendidikan tinggi yang ada di Indonesia.
“Melalui simposium ini, kampus-kampus di bawah naungan NU yang berjumlah hampir 300 perguruan tinggi dapat saling bertukar gagasan, pengalaman, dan praktik baik, serta bersama-sama mewujudkan kampus NU yang senantiasa relevan dengan kebutuhan dunia global hari ini,” ucap Mendikbudristek saat menghadiri Simposium PTNU di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (28/11/2023).
Kemudian, Nadiem menerangkan, saat ini dunia bergerak dengan sangat cepat seiring perkembangan teknologi, pergeseran demografi, pertumbuhan ekonomi, serta perubahan dinamika sosial dan budaya.
Ia pun mengungkapkan, bahwa perubahan-perubahan ini menuntut seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk mampu beradaptasi, demi lahirnya sumber daya manusia unggul dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
“Alhamdulillah, upaya kampus-kampus di Indonesia, termasuk yang berada di bawah naungan NU, untuk melahirkan lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi tampak semakin nyata berkat terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” terang Nadiem.
Lalu, dalam waktu empat tahun, lanjut Nadiem, Kemendikbudristek telah berhasil mengirim 950 ribu lebih mahasiswa Indonesia untuk belajar dan berkarya di luar kampus.
“Dan berdasarkan hasil survei kami, para mahasiswa yang telah mengikuti program MBKM memiliki waktu tunggu kerja yang lebih singkat serta gaji pertama yang lebih tinggi dari rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan kebermanfaatan yang luar biasa dari program-program MBKM,” kata Nadiem.
Lebih lanjut, Mendikbudristek juga apresiasi para pimpinan dan seluruh sivitas akademika perguruan tinggi NU yang telah mendorong para mahasiswa mengikuti program Kampus Merdeka.
Sebab, hal tersebut berkat adanya dukungan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terhadap terobosan MBKM. Dirinya yakin, para mahasiswa alumni Kampus Merdeka adalah cikal bakal pemimpin masa depan yang akan membawa perubahan besar bagi kemajuan peradaban bangsa.
“Besar harapan saya agar Simposium Perguruan Tinggi NU se-Indonesia dapat melahirkan rekomendasi dan kerja nyata yang akan mengakselerasi transformasi sistem pendidikan tinggi Indonesia dengan gerakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ucap Nadiem.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki, mengungkapkan aspek yang menjadi perhatian lembaga pendidikan, yaitu persentuhan dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini kecanggihannya tak terbendung.
“PTNU harus cepat menyesuaikan. Tidak cukup jika hanya melakukan digitalisasi tanpa merubah pola pikir digitalnya,” ungkap Saiful.
Saiful menambahkan, pola pikir digital adalah pola pikir yang memungkinkan seseorang atau organisasi untuk memahami dan memanfaatkan teknologi digital. Lebih dari sekadar kemampuan untuk menggunakan teknologi, pola pikir digital melibatkan sikap, keyakinan, dan cara berpikir yang terbuka terhadap perubahan dan inovasi.
“Jika digitalisasi itu ditunjukkan dengan mendigitalkan yang bisa didigitalisasi, seperti digitalisasi absen, digitalisasi buku, digitalisasi laporan, layanan digital dan sebagainya. Tapi pola pikir digital ini lebih fundamental, karena harus memengaruhi pola pikirnya,” kata Saiful Rahmat.
Sementara itu, Ketua Panitia Simposium PTNU, Luthfi Hamidi, menyampaikan bahwa tujuan utama dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah menyatukan tekad seluruh unsur pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama untuk semakin berkembang.
“Menjadikan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama benar-benar sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini untuk membangun peradaban dunia,” kata Luthfi.
Lalu, Luthfi melaporkan bahwa 32 Rektor perguruan tinggi keagamaan negeri dan perguruan tinggi yang siap menjadi bapak asuh untuk bersama-sama dengan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama untuk mengembangkan kualitas mutu pendidikan di wilayah masing-masing.
“Mulai dari Aceh sampai Papua, kemudian juga hadir unsur yang sangat berperan dalam pengembangan PT NU yakni 29 perguruan tinggi Nahdlatul Ulama milik jam’iyah Nahdlatul Ulama yang akan bersinergi. Kemudian hari ini oleh 92 perguruan tinggi Nahdlatul Ulama milik jamaah NU yang juga siap untuk bersinergi dan berkolaborasi,” jelas Luthfi.
Sedangkan, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan dan Hukum, yang juga merupakan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Biltar, Jawa Timur, Muhammad Mukri, mengatakan bahwa digitalisasi kampus adalah salah satu bagian dari revolusi ilmu pengetahuan dan revolusi digital.
“Manajemen digitalisasi akan semakin memudahkan proses pengelolaan kampus yang terintegrasi dengan baik. Data-data bisa diakses oleh pihak manajemen dengan mudah sehingga aspek supervisi bisa dilakukan dengan baik,” kata Muhammad Mukri.
Oleh karena itu, Mukri menambahkan, untuk perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama, digitalisasi kampus ini sangatlah penting, terutama pada saat ini perguruan tinggi Nahdatul Ulama saat ini sedang berkembang pesat.
Selanjutnya, CEO PT Garuda Cyber Indonesia, Bantuan Aan mengatakan kegiatan ini diikuti oleh ratusan kampus yang berada di bawah PBNU se-Indonesia dengan ribuan peserta.
“Mudah-mudahan dari acara ini akan menghasilkan sebuah resume yang baik tentang digitalisasi pendidikan di kampus-kampus yang ada di PBNU,” ujar Bantuan Aan.
Pada Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama ini juga akan dilaksanakan Deklarasi Bersama Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Siap Bertransformasi Go Digital.
Nahdlatul Ulama akan melaksanakan Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama dilaksanakan pada tanggal 27-28 November 2023 di Jakarta.
Simposium Nasional ini menghadirkan sejumlah pembicara yang berkualitas, di antaranya Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kemendikbudristek RI, Nizam; Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbudristek RI, Abdul Kahar; Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbudristek RI, Muhammad Hasan Chabiebie; Direktur Kelembagaan Kemendikbudristek RI, Lukman; Ketua LPTNU, Ainun Na’im; Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Ali Ramdhani; CEO PT Garuda Cyber Indonesia, Bantuan Aan; dan, Education Lead, Google Cloud Indonesia, Sugiyanto Yoananntan W.