TEROPONGNEWS.COM, BALI – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengapresiasi keberhasilan Tuksedo Studio Bali menyelesaikan pesanan mobilnya, ‘Mercedes Benz’ 300 SL Gullwing yang menjadi ikonik dunia dibuat secara handmade dari tangan anak bangsa.
Kendaraan tersebut diserahkan oleh Direktur Utama Tuksedo Studio Laksamana Gusti Handoko kepada puteri Bamsoet, Saras Shintya Soesatyo. Sekaligus mendapatkan apresiasi dari Presiden Fédération Internationale de l’Automobile (FIA) Dunia Mr. Mohammed Bin Sulayem.
Sebagai tuan rumah yang diberikan kepercayaan oleh FIA Region II Asia Pacific untuk menyelenggarakan FIA Region II Rountable, IMI sengaja memanfaatkan momen ini untuk sekaligus mempromosikan berbagai kehebatan anak bangsa di dunia otomotif.
Salah satunya dengan mengajak para delegasi FIA Region II Rountable mengunjungi workshop Tuksedo Studio Bali yang memproduksi mobil-mobil legend dunia atau ikonik yang saat ini sudah langka.
“Sehingga mereka bisa melihat langsung kehebatan kreasi dan inovasi anak bangsa dalam membuat kendaraan klasik legendaris dari nol. Dimulai dari tahap 3D design, rekonstruksi rangka, memasang plat alumunium berbobot ringan, hingga tidak melupakan pembangunan aspek estetika dan ergonomi mobil. Sebagaimana terlihat dalam ‘Mercedes Benz’ 300 SL Gullwing pesanan saya yang telah dikerjakan dengan sempurna selama satu tahun lebih,” ujar Bamsoet usai menyaksikan penyerahan ‘Mercedes Benz’ 300 SL Gullwing, dalam rangkaian jamuan makan malam bersama delegasi FIA Region II Rountable, di Tuksedo Studio Bali, Senin (18/9/23).
Turut hadir antara lain, Presiden FIA Dunia Mr. Mohammed Bin Sulayem, President FIA Region II Asia Pacific Mr. Greig Craft, Owner Tuksedo Studio Bali Pudji Handoko, Vice President FIA Region II Asia Pacific sekaligus Wakil Ketua Umum Mobilitas IMI Pusat Rifat Sungkar, Chair of the FIA University and Business Consultant Ian Stone, President Canadian Automobile Association Tim Shearman, CEO AA Australia Michael Bradley, CEO AIP Foundation Mirjam Sidik, President of the FIA Senate Carmelo Sanz de Barros, serta FIA Secretary General Automobile Mobility and Tourism Jacob Bangsgaard.
Hadir pula 87 delegasi dari 24 anggota FIA Region II yang berasal dari 12 negara di kawasan Asia Pasifik, serta 6 delegasi dari FIA Dunia.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Tuksedo Studio menjadi rumah bagi para seniman otomotif dalam membuat mobil klasik secara handmade.
Para pekerja di Tuksedo Studio berasal dari sumber daya manusia lokal Bali dan sekitarnya, dengan rata-rata bergelar sarjana, selain juga membuka kesempatan kepada para mahasiswa untuk magang.
“Kehadiran Tuksedo Studio telah membuktikan bahwa anak bangsa mampu membuat kendaraan dengan kualitas internasional. Lokasi workshop yang berada di Bali juga menjadikan Tuksedo Studio sebagai destinasi sport automotive tourism yang bisa menarik wisatawan datang ke Bali,” jelas Bamsoet.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, selain ‘Mercedes Benz’ 300 SL Gullwing (1954 1957), Tuksedo Studio Bali juga mampu memproduksi berbagai kendaraan klasik legendaris lainnya. Seperti ‘Porsche’ 356 Speedster (1957), ‘Porsche’ 356 A Coupe (1955-1959), ‘Porsche’ 550 Spyder (1953-1956), ‘Toyota’ 2000 GT 1968 (1967-1970), ‘Jaguar’ XK 120 (1948-1954), ‘Ferrari’ 250 GTO (1962-1964), hingga ‘Maserati’ 450S (1956-1958).
Kendaraan klasik punya pesona tersendiri. Tidak mudah mendapatkannya, selain tidak diproduksi lagi oleh pabrikan aslinya, jumlahnya yang terbatas dan sudah dimiliki berbagai kolektor, menjadikan nilai jualnya sangat tinggi. Sebagai contoh, Mercedez-Benz 300 SL Gullwing yang dilelang di Christie berhasil laku dijual mencapai USD 4 juta.
“Kehadiran Tuksedo Studio Bali bisa menjadi jawaban bagi para pecinta kendaraan klasik dari berbagai negara dunia untuk memiliki kendaraan klasik impiannya dengan harga terjangkau. Hasil pengerjaannya tidak kalah dibandingkan produk aslinya. Kesan elegannya tetap terasa, seperti memiliki kendaraan aslinya,” pungkas Bamsoet.